Ilustrasi kendaraan listrik. Foto: Medcom.id/Ekawan Raharja
Ilustrasi kendaraan listrik. Foto: Medcom.id/Ekawan Raharja

PII: Indonesia Bakal Dibanjiri Kendaraan Listrik dan Otonom

Husen Miftahudin • 17 Desember 2020 14:52
Jakarta: Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto memproyeksi Indonesia akan menghadapi implementasi besar-besaran kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), connected-autonomous vehicles atau kendaraan otonom terkoneksi (CAV), dan Mobility as a Service (MaaS) pada beberapa dekade mendatang.
 
"Ada empat fitur utama yang menandai tren transportasi dan mobilitas masa depan, yakni autonomous, connected, electrified, and shared (ACES). Belum lagi potensi teknologi blockchain yang dapat melengkapi fitur-fitur ini dalam waktu dekat," ujar Heru dalam keterangan resminya, Kamis, 17 Desember 2020.
 
Indonesia saat ini tengah berada dalam fase keempat evolusi transportasi perkotaan di mana platform ride-hailing (layanan online) menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. "Layanan kendaraan online adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," imbuh dia.

Menurut Heru, inovasi teknologi di berbagai negara di seluruh dunia masih berlangsung dalam bentuk dan kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan faktor sosial ekonomi, norma sosial budaya, pembangunan infrastruktur transportasi perkotaan, serta kualitas dan ketersediaan angkutan umum.
 
Indonesia sendiri saat ini tengah membangun proyek kereta cepat sepanjang 140 kilometer dengan rute Jakarta-Bandung. Bila dibandingkan dengan Tiongkok yang telah memiliki jaringan kereta cepat mencapai 36 ribu kilometer, Indonesia memang masih ketinggalan.
 
"Namun demikian, inovasi teknologi di sektor transportasi terus dilakukan. Bahkan, penelitian dan pengembangan kendaraan listrik tanpa pengemudi atau kendaraan listrik otonom juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia," tegas Heru.
 
Sementara itu, Guru Besar ITB Bambang Riyanto Trilaksono menjelaskan, hingga 2025, ada 10 juta kendaraan listrik otonom akan digunakan di jalan. "Dalam satu dekade, fully autonomous vehicle merupakan keniscayaan," ucapnya.
 
Bahkan, sebut dia, Presiden Joko Widodo pernah menyatakan bahwa ibu kota negara yang baru nantinya akan menerapkan electric vehicle maupun autonomous vehicle sebagai bagian dari transportasi publik. Sejumlah negara di dunia juga telah melakukan uji coba penggunakan kendaraan listrik otonom, seperti di Singapura dan Amerika Serikat.
 
"Ada sejumlah gap kalau Indonesia ingin menerapkan AV di ibu kota baru dan kota-kota besar lainnya yang terkait regulasi, infrastruktur, teknologi dan inovasi, serta penerimaan konsumen," urai Bambang.
 
Untuk itu, diperlukan guidance dan framework agar kendaraan otonom bisa dioperasikan di ibu kota negara baru dan kota-kota besar di Indonesia. Ia menegaskan kesiapan teknologi diperlukan standardisasi.
 
"Selain itu, pemerintah perlu melakukan studi banding terkait regulasi kendaraan listrik otonom di beberapa negara. Terutama menyangkut keselamatan sangat penting diperhatikan," tutup Bambang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan