Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga (Subholding Commercial & Trading Pertamina) Mars Ega Legowo Putra mengatakan perusahaan migas pelat merah terus meningkatkan keandalan suplai B30 dengan melakukan rekonfigurasi pola suplai biodiesel di 30 titik suplai.
Berdasarkan data Pertamina realisasi penyerapan pada 2020 mencapai 89 persen atau 7,14 juta KL dari alokasi sebesar 8,02 juta KL. Pada 2021, sesuai Kepmen ESDM 252/2020 Pertamina mendapatkan alokasi untuk menyerap biodiesel sebesar 7,81 juta KL. Hingga Mei 2021 serapan FAME telah mencapai 2,96 juta KL.
“Sejalan dengan kebijakan mandatory implementasi biodiesel di seluruh sektor, Pertamina telah menyalurkan biosolar subsidi sebesar 13,3 juta KL di 2020, sedangkan 2021 dari Januari hingga Mei, Pertamina telah menyalurkan 5,3 juta KL,” kata Ega dalam keterangan resmi, Kamis, 10 Juni 2021.
Menjawab kebutuhan pasar domestik dan ekspor, Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations, Fajriyah Usman menyampaikan, Pertamina akan memperkuat fasilitas produksi melalui pengembangan Biorefinery dan pengembangan infrastruktur sektor hilir.
“Untuk menjangkau wilayah yang lebih luas, saat ini Pertamina sedang menuntaskan pembangunan infrastruktur BBM dengan fokus pembangunan Terminal BBM di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Fajriyah
Fajriyah menambahkan untuk meningkatkan produksi biodiesel, Pertamina melalui Subholding Refinery and Petrochemical memiliki roadmap untuk pengembangan Green Fuel berupa Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau D100 berupa modifikasi dan pengembangan unit grass root untuk produksi Green Diesel D100 yang berlokasi di Kilang Dumai, Cilacap, dan Plaju.
“Sebagai salah satu upaya Pertamina untuk kedaulatan energi nasional, pengembangan-pengembangan BBM terus dijalankan di antaranya dengan terus mengembangkan produksi green gasoline dan green diesel di Cilacap,” pungkas Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News