"Dari segi offensive-nya, tentu saja terutama sosialisasi. Sosialisasi sangat penting FTA pada saat sebelum negosiasi," katanya dalam Gambir Trade Talk, Jumat, 3 September 2021.
Menurutnya, sosialisasi merupakan strategi utama untuk FTA untuk mengetahui potensi-potensi perdagangan dengan mitra. Ia menyebutkan salah satu contoh sosialisasi perjanjian dagang yang baik adalah perjanjian dagang antara Indonesia dan Australia.
Sejak awal, pelaku usaha sudah dilibatkan dalam perundingan FTA, bahkan sudah ada grup bisnis untuk menganalisa kemungkinan kerjasama kedepannya dengan calon mitra.
"Jadi pelaku usaha Indonesia dan dan Australia kita punya business group yang pada waktu itu langsung menganalisa. Apa saja peluang dan tantangan dalam nantinya potensi FTA ini," jelasnya.
Kemudian, strategi berikutnya mengenai peningkatan market intelligence untuk pelaku usaha. Shinta menekankan, untuk peningkatan market yang diperlukan adalah data yang lengkap. Mulai dari produk impor terbesar, kompetitor, hingga biaya.
"Kalau kita secara buta mengira-ngira enggak ada gunanya. Sekarang ini kita juga dengan beberapa negara sudah mengidentifikasi dari awal para buyersnya juga," ungkapnya.
Lalu, lanjut Shinta, strategi yang dibutuhkan lainnya adalah perluasan program pemberdayaan compliance ekspor dan financing ekspor, khususnya UMKM. Hal itu diperlukan supaya barang-barang yang dijual oleh Indonesia diterima oleh mitra.
"Kita banyak bicara ekspor UMKM, bagaimana UMKM bisa mengambil manfaat. Ini tidak mudah, karena persiapan dari produk-produk sendiri itu juga sangat terbatas. Apakah dari segi produksinya, packagingnya branding dan pembiayaan," imbuhnya.
Kemudian terkait penyederhanaan prosedur ekspor di dalam negeri. Shinta mengutarakan hal ini masih menjadi kendala. Namun, dengan adanya OSS ia meyakini izin-izin serta prosedur ekspor kedepannya akan dipermudah.
Terakhir, kata Shinta, strategi berikutnya terkait promosi investasi di luar negeri dan peningkatan fasilitas investasi, khususnya dalam kesiapan follow up kepada investor dan debottlenecking realisasi investasi.
"Ini kita terus menerus bersama BKPM juga, bersama kemendag bagaimana kita bisa promosi lebih banyak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News