"Meski dihadapkan pada sekian tantangan global, sektor industri manufaktur Indonesia selama tujuh tahun Pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo tetap memainkan peranan pentingnya sebagai tulang punggung perekonomian nasional," ucap Agus, dikutip dari siaran persnya, Kamis, 28 Oktober 2021.
Agus menyebutkan, pada masa Pemerintahan Jokowi selama tujuh tahun ini diwarnai berbagai peristiwa penting global yang mengiringi perjalanan ekonomi nasional, khususnya di sektor industri manufaktur. Salah satunya yakni penurunan harga beberapa komoditas yang berakibat pada adanya tekanan terhadap ekspor Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berikutnya, perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai entitas ekonomi terbesar dunia yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang menciptakan kembali high cost economy dan mengganggu sisi supply, serta dampak pandemi covid-19 yang memberikan tekanan hebat terhadap industri.
"Dengan latar belakang kondisi global yang penuh gejolak dan ketidakpastian tersebut, perjuangan bangsa Indonesia dalam membangun sektor industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif menghadapi tantangan yang tidak mudah," ungkapnya.
Namun demikian, melalui kerja keras dan ketangguhan para pelaku industri di Tanah Air dalam upaya menghadapi berbagai tantangan global tersebut, sektor industri pengolahan nonmigas masih mampu mencatatkan kinerja yang cukup gemilang.
"Hal ini tidak terlepas dari semangat persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, seperti semangat yang tertuang pada isi Sumpah Pemuda dalam membangun Indonesia yang maju," tegas Agus.
Kinerja industri manufaktur
Adapun capaian kinerja industri manufaktur, di antaranya terlihat dari realisasi nilai investasi sektor sekunder ini pada periode pertama Pemerintahan Jokowi (2015-2019) yang secara total menembus Rp1.280 triliun dengan nilai rata-rata investasi tahunan sebesar Rp250 triliun."Total nilai investasi selama periode lima tahun pertama ini bahkan lebih besar dari nilai investasi yang terakumulasi selama 10 tahun pada kurun waktu 2005-2014," papar dia.
Sementara itu, pada periode kedua Pemerintahan Jokowi, realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp270 triliun, lebih tinggi dari nilai rata-rata periode sebelumnya meski sektor industri mendapat hantaman keras (hard hit) dari dampak pandemi covid-19.
"Pada semester I-2021, realisasi investasi di sektor manufaktur telah mencapai Rp170 triliun dan diperkirakan terus meningkat seiring perbaikan beberapa indikator ekonomi dan komitmen dari para investor," imbuhnya.
Sedangkan dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap capain nilai ekspor nasional masih mendominasi dan terus meningkat dari USD108,6 miliar pada 2015 menjadi USD127,4 miliar di 2019. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75 persen dari total ekspor nasional per tahun.
"Nilai kontribusi itu jauh lebih besar dari kontribusi ekspor manufaktur pada periode pemerintahan sebelumnya (2000-2014) yang hanya menyentuh angka di bawah 70 persen dari total ekspor nasional," sebut Agus.
Bahkan, kontribusi ekspor sektor industri manufaktur pada tahun pertama (2020) di masa Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin naik menjadi USD131,1 miliar, meskipun di tengah himpitan pandemi covid-19. Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3 persen ekspor nasional di 2020 dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar USD21,7 miliar.
Surplus neraca perdagangan pun terus berlanjut hingga September 2021 sebesar USD4,37 miliar, yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. Pada periode Januari-Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai USD115,13 miliar.
"Capaian sektor industri manufaktur di bidang investasi dan ekspor mengiringi kontribusi sektor industri manufaktur terhadap penerimaan negara dan kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional yang terus meningkat dan merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya," pungkas Agus.