Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia mewakili Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ni Made Marthini. Sedangkan, Delegasi Australia dipimpin First Assistant Secretary and Chief Negotiator Regional Trade Agreement Division, Department of Foreign Affairs and Trade Elizabeth Bowes.
"JC adalah mekanisme reguler yang dibentuk atas mandat IA-CEPA untuk mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan komitmen kedua negara dalam perdagangan barang, jasa dan investasi, serta kerja sama ekonomi di bawah perjanjian IA-CEPA," ucap Made dalam siaran persnya, Minggu, 29 Agustus 2021.
Made menambahkan, dalam pertemuan JC perdana ini kedua negara juga membahas pentingnya pelaksanaan IA-CEPA untuk mendukung upaya pemulihan perekonomian akibat pandemi covid-19. Dalam hal perdagangan barang misalnya, nilai total perdagangan di 2020 mencapai USD7,1 miliar atau turun 8,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Padahal, menjelang akhir 2019 dan pertengahan 2020 perdagangan kedua negara sempat meningkat 7,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya," papar dia.
Selain itu, di bidang perdagangan jasa dan ketenagakerjaan juga belum bisa maksimal karena perbatasan Australia masih tertutup yang mempengaruhi perdagangan jasa seperti transportasi dan pariwisata.
Kedua delegasi sepakat bahwa di tengah pandemi ini peran JC menjadi penting untuk mendorong, bukan hanya kerja sama antarpemerintah, tetapi juga antarswasta dan perorangan. Walaupun sementara ini dilakukan secara virtual.
Berbeda dengan sektor perdagangan barang dan jasa, kondisi dalam bidang investasi lebih menjanjikan. Pada 2020, investasi Australia mencapai USD348,5 juta dengan 1.562 proyek di sektor pertambangan, industri mesin, elektronik, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Selain itu, melalui IA-CEPA beberapa universitas ternama Australia sedang menjajaki peluang untuk berinvestasi di Indonesia.
"Salah satu hasil penting dari IA-CEPA namun belum diketahui publik secara luas adalah pembentukan kerja sama ekonomi yang diberi nama IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) Katalis," bebernya.
Ia melanjutkan bahwa program tahunan ini telah disepakati oleh kedua negara, dan Indonesia berharap besar program ini akan membawa hubungan saling menguntungkan bagi kedua negara secara perdagangan, meningkatkan kepercayaan berusaha kedua negara, dan dapat berkolaborasi untuk menyasar pasar di negara ketiga, bukan hanya pasar masing-masing.
"Saat ini kedua delegasi sepakat untuk melanjutkan proses evaluasi dan pengawasan implementasi IA-CEPA dan JC akan bertemu lagi di 2022," pungkas Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News