Jakarta: PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) membukukan laba bersih sebesar Rp3,51 triliun pada 2023. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), sekitar 70 persen atau Rp2,46 triliun laba akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen tunai.
"Sisanya akan dibukukan sebagai saldo laba dan sebagian disisihkan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 UUPT," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 2 Maret 2024.
Adapun total Aset Bank Mega pada 2023 tercatat sebesar Rp132,05 triliun. Sementara penyaluran kredit Bank Mega tercatat sebesar Rp66,29 triliun dengan tetap fokus menyalurkan kredit kepada segmen Korporasi dan Joint Financing.
Rasio Kredit bermasalah (NPL Gross) pada 2023 juga tetap terjaga sebesar 1,57 persen dengan NPL Net sebesar 1,18 persen. Rasio NPL Gross Bank Mega ini masih berada dibawah NPL Gross Perbankan sebesar 2,19 persen per posisi Desember 2023.
Baca juga: AVIA Bukukan Laba Bersih Rp1,6 Triliun di 2023 |
Lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega tercatat sebesar Rp89,44 triliun pada 2023 dengan deposito masih mendominasi DPK yaitu 71,17 persen. Komposisi CASA membaik menjadi 28,83 persen disebabkan tabungan yang tumbuh enam persen menjadi Rp15,66 triliun.
Bank Mega mampu menjaga ketahanan permodalan dan tingkat likuiditas. Hal tercermin dari posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,17 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terjaga dalam level 74,03 persen, dan Rasio NIM sebesar 5,21 persen pada 2023.
Strategi bisnis
Pada 2024, Bank Mega melakukan refocusing business strategy melalui peningkatan dana pihak ketiga dengan fokus peningkatan pada nasabah ritel. Bank Mega juga akan meningkatkan penyaluran kredit dengan tetap berlandaskan pada prudential banking dan mencermati industri yang akan dibiayai.
Bank Mega juga fokus pada peningkatan bisnis kartu kredit, meningkatkan Fee Base income dari Treasury dan bisnis lainnya. Sementara target rasio LDR sesuai dengan kebijakan Bank berkisar pada level 70 persen serta efisiensi dalam biaya-biaya lainnya dengan target rasio BOPO di kisaran 63 persen.
"Transformasi teknologi informasi untuk mendukung perkembangan bisnis retail dan perbankan digital, mitigasi risiko operasional serta efisiensi biaya operasional melalui otomasi proses operasional," ungkapnya.
Perubahan pengurus
RUPST telah menyetujui pengunduran diri Wakil Komisaris Utama Yungky Setiawan yang diterima pada 5 Februari 2024. Selain itu, RUPST ini telah memutuskan pengangkatan kembali anggota direksi yang masa jabatannya akan berakhir.
Dengan demikian, maka susunan Pengurus Perseroan sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Chairul Tanjung
Komisaris Independen : Achjadi Ranuwisastra
Komisaris Independen : Lambock V. Nahattands
Komisaris Independen : Hizbullah
Direksi
Direktur Utama : Kostaman Thayib
Wakil Direktur Utama : Indivara Erni
Wakil Direktur Utama : Lay Diza Larentie
Direktur : Madi Darmadi Lazuardi
Direktur : Martin Mulwanto
Direktur : C. Guntur Triyudianto
Direktur : YB Hariantono
Direktur : Yuni Lastianto
Cek Berita dan Artikel yang lain di