Ilustrasi. Foto: Antara/Dedhez Anggara.
Ilustrasi. Foto: Antara/Dedhez Anggara.

Antisipasi Dampak El Nino, Indonesia Bakal Impor Beras 1 Juta Ton dari Tiongkok

Antara • 04 Oktober 2023 21:32
Jakarta: Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso atau akrab disapa Buwas, membuka peluang untuk mengimpor beras seberat satu juta ton dari Tiongkok untuk mengantisipasi mundurnya panen di dalam negeri akibat El Nino.
 
"Kami antisipasi El Nino. Prediksinya kan Januari, Februari, Maret, belum ada panen atau panennya mundur semua," kata Buwas di Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2023.
 
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai meninjau stok dan harga beras di Pasar Rawamangun bersama Menteri BUMN Erick Thohir. Keduanya juga meninjau operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang.

Menurut Buwas, antisipasi tersebut penting untuk memastikan pemenuhan kebutuhan beras nasional. "Pemerintah harus sudah menyiapkan. Jangan sampai begitu kita lihat kurang, baru ribut mencari impor," kata Buwas.
 
Saat ini, Buwas menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bekerja sama dengan Tiongkok untuk menyiapkan satu juta ton beras. Nantinya, beras tersebut akan diekspor oleh Tiongkok ke Indonesia apabila produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional akibat El Nino.
 
Baca juga: Perkuat Cadangan Pangan, RI Kedatangan 27 Ribu Ton Beras
 

Diimpor bertahap sesuai kebutuhan


Buwas menambahkan, Indonesia tidak akan secara langsung menerima satu juta ton beras. Jumlah beras yang akan diimpor dari Tiongkok tergantung dengan selisih kebutuhan nasional dengan produksi dalam negeri.
 
"Kita lihat dulu kebutuhannya. Tetapi, dalam hal ini, Tiongkok sudah menyiapkan (satu juta ton beras)," kata Buwas.
 
Kerja sama impor tersebut menjadi salah satu solusi bagi Indonesia ketika membutuhkan beras dalam keadaan darurat.
 
Buwas menjelaskan bahwa stok beras yang ada di Bulog mencapai 1,7 juta ton, yang terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1,67 juta ton dan stok komersial sekitar 69 ribu ton.
 
Sementara itu, penyaluran beras telah mencapai angka 1,7 juta ton yang digunakan antara lain realisasi SPHP sebanyak 799 ribu ton, bantuan pangan tahap pertama sebesar 640 ribu ton, dan bantuan pangan beras tahap kedua yang saat ini terus digenjot dengan realisasi terakhir telah mencapai 98,5 persen untuk bulan pertama sebesar 197 ribu ton.
 
Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan agar impor dan produksi beras dapat berjalan beriringan, tidak sendiri-sendiri. Ia menyoroti pentingnya integrasi data antara impor dan produksi beras, sehingga tidak merugikan rakyat, khususnya petani.
 
"Tidak bisa impor jalan sendiri, produksi jalan sendiri," kata Erick Thohir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan