foto: starlink.com
foto: starlink.com

Peluncurannya Diresmikan Elon Musk di Bali, Apa Itu Starlink?

Putri Purnama Sari • 19 Mei 2024 14:25
Jakarta: CEO Tesla Inc dan SpaceX Elon Musk tiba di Bandara I Gusti Ngurai Rai, Bali pada Minggu, 19 Mei 2024. Kedatangan Elon Musk ini diketahui untuk meresmikan peluncuran Starlink di Denpasar, Bali.
 
Elon Musk dijadwalkan memasang Starlink ini bersama Presiden Joko Widodo di salah satu puskesmas di wilayah Denpasar, Bali. Kedatangan Elon Musk di Bali juga dijemput Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
 
Luhut mengatakan, selain hadir di Bali untuk meluncurkan Starlink, Elon Musk juga akan memberi sambutan dalam pembukaan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Senin, 20 Mei 2024 pagi.

"Dia (Elon Musk) akan berbicara sebagai Prominent Speaker, dan selain itu (Elon) akan bertemu presiden di tempat opening ceremony," kata Luhut.
 
Lantas, apa itu Starlink? Dan apa keuntungan yang didapat jika Indonesia memasang Starlink milik Elon Musk ini. Berikut informasinya.
 
Baca juga: Ini Harga Layanan Internet Starlink di Indonesia

Apa itu Starlink?

Starlink merupakan layanan internet satelit milik SpaceX yang menyediakan beragam layanan internet, termasuk layanan internet untuk personal atau individu, maupun bisnis atau korporasi. Mengutip situs resminya, Starlink diklaim punya beberapa keunggulan.
 
"Starlink didesain untuk mengantarkan internet dengan super cepat, bahkan ke tempat dengan akses yang kurang, terlalu mahal, atau bahkan tidak tersedia," demikian bunyi pernyataan tersebut.
 
Starlink pertama kali diumumkan ke publik pada Januari 2015, sejalan dengan pembukaan fasilitas pengembangan SpaceX di Redmond, Washington, Amerika Serikat, satelit Starlink diluncurkan ke angkasa pada 2019.
 
Satelit ini mengorbit di tiga level ketinggian yang rendah atau Low Earth Orbit (LEO) demi menjangkau daerah yang tidak ada fiber optik atau Base Transceiver Station (BTS) yakni orbit setinggi 340 km di atas permukaan Bumi, orbit dengan ketinggian 550 km, serta 1.200 km.
 
Baca juga: Elon Musk Tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk Resmikan Starlink

Di Indonesia, kebanyakan satelit termasuk milik Pemerintah dan BUMN RI, ditempatkan di orbit yang lebih tinggi, yakni Geostationary Orbit (GEO). Karena rendahnya orbit, satu satelit Starlink hanya bisa menjangkau area yang jauh lebih kecil, alhasil sistemnya juga membutuhkan jumlah satelit yang lebih besar untuk menyediakan layanan ke seluruh penjuru Bumi berbentuk konstelasi.
 
Dalam satu kali peluncuran, SpaceX bisa mengangkut puluhan hingga ratusan satelit Starlink ke luar angkasa. Satu satelit Starlink ini memiliki bobot 227 kg hingga 295 kg. Karena Starlink ditempatkan di orbit Bumi yang rendah, yaitu sekitar 350 mil (563,7 km), SpaceX mengklaim latensi atau kecepatan internetnya antara 25 ms dan 35 ms. Hal itu dinilai cukup cepat hingga memungkinkannya menghasilkan kecepatan internet sampai 1Gbps.
 
"Dengan kecepatan tinggi dan latensi serendah 20 ms di sebagian besar lokasi, Starlink memungkinkan melakukan panggilan video, game online, streaming, dan aktivitas kecepatan data tinggi lainnya yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan satelit internet lainnya," klaim Starlink.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan