"Kalau kita lihat banyak sekali isu yang terjadi sebelum saya diberikan amanah. Tetapi, kembali yang saya sampaikan yang namanya perbaikan daripada sistem good corporate governance itu terus harus berlangsung," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 20 September 2023.
Pernyataan Erick itu untuk menanggapi penetapan tersangka oleh KPK terhadap mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau LNG (liquefied natural gas) periode 2011-2021.
"Saya tentu tidak mau mendiskreditkan siapapun. Tetapi sejak awal saya bilang bahwa ketika saya dipercaya, diberi amanah oleh Bapak Presiden sebagai pembantu beliau untuk mentransformasi BUMN, sejak awal saya bilang harus ada program bersih-bersih BUMN," tegas dia.
Program 'bersih-bersih BUMN', kata Erick, dilakukan dengan implementasi fondasi AKHLAK pada BUMN, yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dan juga keberlanjutan penerapan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG).
Baca juga: Eks Dirut Pertamina: Kerugian LNG karena Pandemi |
Bisnis Pertamina lebih terbuka
Karen Agustiawan (KA) yang menjabat Direktur Utama Pertamina pada 2009-2014 ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau LNG. KPK menduga perbuatan KA menimbulkan dan mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar USD140 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.
Lebih lanjut, Erick menjamin BUMN akan lebih transparan dan memiliki struktur yang lebih sehat. Pertamina dalam menjalankan bisnisnya akan lebih terbuka.
"Kalau kita lihat Pertamina ini sekarang ada holding dan subholding. Bukunya kelihatan sekarang kalau dulu tidak kelihatan. Makanya itu kita dorong keterbukaan."
"Itulah kenapa Pertamina sekarang juga banyak perusahaannya untung karena sudah dikeker, tidak bisa tutup-tutupan mana yang namanya penugasan, mana yang namanya bisnis biasa," tambah Erick.
Erick juga memastikan BUMN tidak berbisnis dengan rakyat, melainkan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional agar bisa mencapai kisaran lima persen dan menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi antarmasyarakat.
"Di situlah kenapa BUMN hadir, sebagai tentu ekosistem membangun ekonomi nasional dengan berbagai pihak, dengan swasta, dengan investasi asing tetapi yang paling penting tetap melindungi yang namanya UMKM karena tulang punggung daripada kita ini ya UMKM," kata Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News