"Dengan adanya hubungan yang saling berkesinambungan dan inklusif antara pemerintah, BUMN, dan swasta tentu akan berkontribusi dengan signifikan dalam peningkatan taraf ekonomi dan aktivitas ekonomi bangsa," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 15 Agustus 2023.
Hal ini pun diperkuat dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada kuartal II-2023 tetap mampu mencetak pertumbuhan positif sebesar 5,17 persen (year on year/yoy) atau 3,86 persen (quarter to quarter/qtq) sekaligus mengakumulasikan pertumbuhan pada semester pertama 2023 menjadi 5,11 persen (cumulative to cumulative/ctc).
Pencapaian tersebut juga menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berada di atas lima persen selama tujuh kuartal berturut-turut. Ditambah lagi, Indonesia juga kembali menjadi negara upper middle income, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia yang dimutakhirkan pada Juli 2023.
Meski begitu, Arsjad menilai ke depan masih terpampang tantangan yang signifikan. Mulai dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif oleh sebagian besar bank sentral di dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global.
"Melihat tantangan ini, maka optimalisasi kolaborasi harus terus terjalin agar seluruh pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis. BUMN dalam hal ini harus menjadi pelopor dalam sektor-sektor yang belum diminati oleh usaha swasta dan membantu pengembangan ekonomi masyarakat," imbuh Arsjad.
Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Bakal Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI |
Peran BUMN untuk Negeri
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan, transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir terus mendorong kinerja BUMN yang semakin solid. Sebagaimana tercermin pada pertumbuhan Laba BUMN di 2022 sebesar Rp250 triliun (mengeluarkan laba one-off restrukturisasi Garuda), tumbuh 100 persen dari laba di 2021 sebesar Rp125 triliun.
Peningkatan ini, lanjut Erick, berdampak pada peningkatan kontribusi BUMN terhadap Indonesia. Tercermin dari komitmen kontribusi deviden yang telah menyentuh Rp80,6 triliun, kontribusi terhadap pajak sebesar Rp278 triliun, dan kapitalisasi pasar BUMN yang terus naik hingga Rp2.201 triliun pada 2022.
"Namun, kita tidak bisa berpuas diri. Oleh karena itu untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, BUMN perlu mengoptimalkan sinergi dengan swasta termasuk UMKM, dengan memanfaatkan kekuatan dan memitigasi kelemahan masing-masing," ujar.
Apalagi, kolaborasi yang kuat antara BUMN dan swasta telah terbukti memutar motor penggerak utama dalam memajukan ekonomi masyarakat. Melalui kerja sama yang sinergis dan terarah, BUMN dan sektor swasta mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta telah membuktikan manfaatnya dalam berbagai sektor ekonomi. Kolaborasi ini telah mewujudkan sejumlah proyek besar dan inovatif yang tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi nasional, tetapi juga memberikan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat.
Investasi bersama dalam infrastruktur, teknologi, energi terbarukan, dan sektor-sektor kunci lainnya telah mendorong terciptanya lapangan kerja yang beragam dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kombinasi pengalaman jangka panjang BUMN dalam mengelola aset publik dengan fleksibilitas dan inovasi sektor swasta membawa dampak positif pada pelayanan publik dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, memperkuat kapabilitas lokal, dan mempromosikan pertumbuhan industri nasional yang lebih mandiri," imbuh Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News