Rosan mengungkapkan, mengalirnya arus investasi AS tersebut seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia. Terlebih pada penyelenggaraan KTT G20 di Bali, Presiden AS Joe Biden secara resmi telah mengumumkan besaran investasi AS di Indonesia, termasuk perjanjian sebesar USD2,5 miliar antara ExxonMobil dan Pertamina.
"Perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik pada 2022, sebesar 5,3 persen. Pertumbuhan ini ditopang sektor konsumsi, ekspor, dan investasi. Investasi dari AS akan terus mengalir ke Indonesia," kata Rosan usai menerima kunjungan jajaran anggota DPR RI lintas partai di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC, AS, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2023.
UU Ciptaker hingga OSS jadi pemicunya
Rosan menyebutkan, pada 2022 realisasi investasi AS di Indonesia sebesar USD2,12 miliar. Ia meyakini arus masuk investasi AS ke Indonesia akan terus meningkat menyusul disahkannya UU Cipta Kerja, Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA), dan Daftar Prioritas Investasi (DPI).
"Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia melingkupi 40 persen populasi penduduk dan 35 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki 272 juta jiwa penduduk, di mana 69 persen adalah kelompok usia produktif," ujarnya.
Ia bersyukur, Presiden Biden telah menyampaikan komitmen investasi AS di Indonesia, termasuk terkait penurunan emisi karbon. Sebab investasi di sektor ini akan membuka peluang lapangan pekerjaan dan membantu Indonesia mencapai net-zero emisi pada 2060 atau lebih cepat.
Luncurkan program MCC
AS dan Indonesia sendiri telah sepakat untuk meluncurkan program Millennium Challenge Corporation (MCC) senilai USD698 juta untuk membantu mendukung pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim di lima provinsi dan tujuan pengembangan lainnya.
Rincian dana dalam kerja sama program MCC tersebut adalah USD649 juta disumbang AS dan USD49 juta sisanya dikucurkan Pemerintah Indonesia.
"Memang, kita saat ini sedang menghadapi tantangan global. Tapi saya yakin Indonesia sebagai mesin ekonomi utama di Asia Tenggara memiliki daya tarik tersendiri bagi investor AS."
"Saat ini, AS adalah investor asing nomor enam terbesar di Indonesia setelah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia. Kami terus menjalin kemitraan erat dan berkelanjutan dengan Amerika Serikat di segala bidang," tambah Rosan mengakhiri.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News