Hal itu tercantum dalam arah kebijakan kelautan dan perikanan dalam RPJMN 2020-2024 terkait Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman dan Kelautan antara lain peningkatan produksi, produktivitas, standardisasi, dan mutu produk kelautan dan perikanan.
Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing, Dedy Miharja mengatakan, meskipun Indonesia merupakan negara maritim dan menjadi produsen perikanan nomor dua dunia ternyata nilai ekonomi dari sektor ini tidak besar bahkan hanya sedikit menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara keseluruhan.
"Seperti kita ketahui bersama, Indonesia adalah produsen produk perikanan nomor dua di dunia setelah Tiongkok. Namun, hasil perikanan dan hasil industri perikanan Indonesia baru menyumbang 2,8 persen dari produk domestik bruto Indonesia," jelas Asdep Dedy dikutip dari laman Maritim.go.id, Sabtu, 8 Juli 2023.
Baca juga: Pemerintah Didorong Lebih Fokus Maksimalkan Potensi Maritim |
Meski demikian, Dedy menjelaskan Indonesia masih terbuka peluang besar untuk mengembangkan potensi sektor kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, perlu dilakukan percepatan upaya seperti peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan melalui perbaikan mutu pengembangan sistem rantai dingin, penguatan market intelligence untuk pasar ikan di luar negeri dan dalam negeri, pengembangan potensi pasar ekspor baru, penguatan diplomasi dan negosiasi perdagangan internasional untuk mengatasi hambatan tarif dan non-tariff, dan meningkatkan akses permodalan dan kemudahan investasi.
Adapun salah satu pasar potensial bagi produk perikanan Indonesia adalah pasar Eropa. Namun, Dedy menjelaskan tentunya hal ini tidak lepas dari kendala, misalnya masih belum tercapainya titik temu dalam perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Uni Eropa.
Dengan situasi ini, maka produk perikanan Indonesia masih terkendala dengan bea masuk, yang menjadikan produk Indonesia kurang bersaing dengan negara- negara lainnya.
"Peran aktif pemerintah daerah juga diperlukan dalam memberikan asistensi kepada para pelaku usaha yang memiliki potensi ekspor," ucap Dedy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News