Pembangunan bendungan bakal dibarengi dengan langkah modernisasi irigasi melalui pengembangan dan pengelolaan irigasi premium. Model irigasi ini mendapatkan jaminan suplai air dari bendungan untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
"Bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono dalam keterangan resmi, Selasa, 12 April 2022.
Diharapkan dengan adanya pembangunan bendungan yang diikuti dengan irigasi premium dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.
PUPR menyebut, petani yang biasa mengandalkan suplai air dari tadah hujan dapat terpenuhi melalui air irigasi yang berkelanjutan, sehingga intensitas tanam dari semula 137% menuju 254% dengan skala panen dari sekali setahun menjadi 2-3 kali dalam setahun.
Hingga 2021, PUPR mengaku telah rampung membangun 29 bendungan dan sisanya 32 bendungan dalam masa konstruksi (on going).
Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan dengan total kapasitas tampung 3.734,09 juta m3 memiliki potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 Daerah Irigasi (DI). Ini terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.
Dengan selesainya pembangunan 52 bendungan berpotensi untuk layanan irigasi tersebut, diharapkan akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapatkan jaminan air dari bendungan.
PUPR menyebut, total target pemanfaatan bendungan untuk irigasi berdasarkan data desain bendungan seluas 385.646 hektare.
Pada 2014, lahan irigasi yang mendapat suplai air bersumber dari bendungan baru 10,66% atau seluas 761,542 hektare dari total luas irigasi potensi sebesar 7,145 juta hektare (sesuai Peraturan Menteri PUPR No 14/PRT/M/2015).
Nantinya setelah 52 bendungan selesai pada 2024 diharapkan meningkat menjadi 17,43% atau seluas 1,245 juta hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News