Ilustrasi eksplorasi migas - - Foto: dok Pertamina
Ilustrasi eksplorasi migas - - Foto: dok Pertamina

SKK Migas: Harga Migas akan Terus Fluktuatif

Insi Nantika Jelita • 16 Maret 2022 17:34
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut harga migas akan terus terdampak seiring serangan Rusia ke Ukraina yang berkelanjutan.
 
Konflik tersebut dianggap mengganggu suplai energi, sehingga harga minyak dunia sempat menembus USD125 per barel, harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
 
"Meskipun hari ini berada kembali di bawah USD100 per barel. Harga (minyak) akan terus berfluktuasi, namun pada tingkat yang tinggi," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat di acara CEO Forum 2022, Rabu, 16 Maret 2022.

Selain minyak, dia menyampaikan harga gas juga menguat. Hingga 2025, harga gas diprediksi akan cukup tinggi akibat minimnya proyek LNG, serta keterlambatan konstruksi proyek akibat pandemi covid-19.
 
"Setelah 2025, pasokan gas diperkirakan mulai meningkat dari proyek LNG berdasarkan financial investment decision (FID) 2019," ujar Dwi.
 
Dwi Soetjipto mengatakan industri hulu migas harus dapat mengambil momentum harga migas, dengan segera mengambil langkah cepat dengan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun ini, khususnya pada investasi di hulu migas.
 
Dwi menegaskan migas akan terus berperan dan dibutuhkan dalam pembangunan, terlebih dengan tingginya harga minyak dunia memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara.
 
Sepanjang 2021, penerimaan negara dari hulu migas mencapai USD13,67 miliar atau setara Rp206 triliun dan mencapai 188,8 persen dari target APBN 2021 yang sebesar USD7,28 miliar.
 
"Namun demikian, kondisi capaian produksi dan lifting 2021, masih di bawah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu ada program recovery plan," jelasnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan peran gas bumi menjadi krusial dalam masa transisi dan harus bisa dioptimalkan.
 
Pemerintah telah menetapkan target lifting 2022 untuk minyak sebesar 703 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan lifting gas 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
 
"Untuk mencapai target ini tidak bisa dengan cara-cara biasa. Kita harus melakukan upaya extraordinary dengan melakukan eksplorasi yang masif, menerapkan teknologi, meningkatkan investasi," tegasnya.

 
Arifin menambahkan meningkatnya harga minyak dunia tidak serta merta meningkatkan investasi hulu migas, karena secara bersamaan ada peningkatan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan