Ilustrasi bahan bakar nabati B35. Foto Istimewa.
Ilustrasi bahan bakar nabati B35. Foto Istimewa.

Capai 11,34 Juta KL, Distribusi B35 Sudah 86% dari Target

Antara • 13 Desember 2023 14:32
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi distribusi bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen (B35) sampai 12 Desember 2023 mencapai 11,34 juta kiloliter (KL).
 
Dengan demikian, realisasi distribusi B35 sampai saat ini mencapai 86 persen dari alokasi 2023 sebesar 12,99 juta KL. Program B35 telah berjalan sejak 1 Februari 2023.
 
"Untuk program mandatory biodiesel, kami mulai 1 Februari 2023 dan alokasi 2023 itu sekitar 12,99 juta KL, data per 12 Desember 2023 kami sudah distribusi domestik sekitar 11,34 juta KL atau 86 persen," ungkap Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Edi Wibowo di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023.
 
Edi mengatakan, volume B35 sebesar 11,34 juta KL tersebut didistribusikan ke 70 terminal bahan bakar minyak (TBBM). Selanjutnya, B35 yang telah diekspor hingga November 2023 sebesar 144 ribu KL.
 
Ia menilai program B35 tersebut sampai saat ini berjalan baik didukung oleh 23 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN), 22 Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM), dan juga kecukupan produksi dengan kapasitas terpasang sebesar 19,95 juta KL.
 
Dukungan lainnya, lanjut Edi, terkait dengan insentif pendanaan. Pemerintah telah menyediakan insentif yang berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
 
"Kemudian insentif pendanaan yang berasal BPDPKS untuk menutup selisih kurang antara HIP (harga indeks pasar) solar dengan HIP biodiesel," papar Edi.
 
Baca juga: Kementan Beri Rekomendasi Peremajaan Sawit Seluas 319 Ribu Ha

 Dukungan kebijakan
 
Selanjutnya, tambah Edi, dukungan melalui kebijakan. "Ada kebijakan, ada regulasi mulai dari Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), kemudian juga Peraturan Menteri (Permen), dan juga masalah standarnya ini sudah ada," tutur dia.
 
Kemudian, monitoring dan evaluasi. Pemerintah bersama pihak terkait melakukan monitoring dan evaluasi ketat dan rutin terhadap program B35 tersebut. Berikutnya, kesiapan infrastruktur pendukung untuk menjamin keberhasilan program tersebut.
 
Ia juga mengungkapkan manfaat dari penerapan program B35 tersebut, di antaranya menghemat devisa sekitar Rp161,25 triliun, peningkatan nilai tambah (CPO menjadi biodiesel) sekitar Rp16,76 triliun, dan juga mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 34,9 juta ton CO2.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan