Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Begini Solusi Pengelolaan SDM selama Ramadan dan Lebaran

Eko Nordiansyah • 05 April 2024 10:53
Jakarta: Perusahaan software-as-a-service (SaaS) Mekari mengenalkan teknologi Mekari Talenta sebagai solusi untuk mengatur pekerjaan dan sumber daya manusia (SDM) selama ramadan dan lebaran. Apalagi momen ramadan dan lebaran mengubah pola serta pengaturan waktu kerja para karyawan.
 
Kepala Bisnis Mekari Talenta Stevens Jethefer mengatakan, selama ramadan dan lebaran, perusahaan disarankan menyeimbangkan upaya untuk menjaga produktivitas bisnis dan memberi kesempatan karyawan untuk mengakomodasi puasa hingga pengaturan cuti bagi karyawan yang mudik.
 
"Semua hal tersebut perlu dikelola dengan baik agar perusahaan bisa menjaga keseimbangan antara produktivitas dengan memberikan karyawan kesempatan untuk menjalankan ramadan dan lebaran," katanya dilansir Antara, Jumat, 5 April 2024.

Dia menyampaikan beberapa tren menarik berikut berdasarkan data Mekari hingga 25 Maret 2024 terkait jam kerja, cuti, dan pengunduran diri karyawan.

Tak perlu ambil cuti pribadi

Tahun ini, pemerintah menetapkan cuti bersama lebaran empat hari sehingga menggenapkan libur menjadi seminggu penuh. Libur yang melimpah berdampak pada pengajuan cuti karyawan, di mana hanya empat persen dari karyawan yang menggunakan jatah cuti pribadi untuk lebaran.
 
"Setiap perusahaan memiliki kebijakan sendiri terkait cuti bersama, dan hal tersebut mempengaruhi keinginan karyawan untuk menggunakan jatah cuti mereka sendiri untuk lebaran," kata Jethefer.

Melebur dengan libur

Perusahaan real estat, layanan konsumen, serta informasi dan teknologi termasuk perusahaan dengan persentase pengajuan cuti karyawan paling tinggi. Sebanyak lima persen dari karyawan di perusahaan-perusahaan tersebut mengambil cuti untuk merayakan lebaran.
 
"Pengoperasian perusahaan atau siklus bisnis yang melambat saat lebaran memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengambil cuti," kata Jethefer.
 
Baca juga: Hadapi Tantangan Bonus Demografi dengan Perkuat Transfer Knowledge
 

Pulang untuk buka puasa

Penyesuaian jam kerja banyak dilakukan oleh perusahaan dan karyawan untuk mengakomodasi aktivitas saat berpuasa. Bagi mereka yang bekerja di institusi pemerintah waktu masuk kerja mundur 20 menit dari biasa dan waktu pulang kantor maju satu jam lebih awal.
 
"Untuk perusahaan nonpemerintah, data menunjukkan bahwa karyawan tetap clock-in (masuk) di jam yang sama di luar bulan ramadan. Namun, mereka cenderung clock-out (pulang kerja) lebih awal agar bisa berbuka di rumah,” kata Jethefer.

Tren pengunduran diri

Karyawan umumnya mengundurkan diri setelah menerima tunjangan hari raya (THR) Idulfitri. Namun, tren pengunduran diri sudah terdeteksi sejak awal periode ramadan antara 10 Maret dan 20 Maret, di mana karyawan yang mengundurkan diri meningkat 220 persen atau lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan periode sebelum ramadan antara 28 Februari dan 9 Maret.
 
"Memang, bursa kerja menjadi lebih cair saat ramadan karena ada perputaran talenta di dalam dan di antara perusahaan," kata Jethefer.
 
Dia menyampaikan bahwa perusahaan bisa menggunakan teknologi sebagai salah satu perangkat untuk mengatur pekerjaan dan ketersediaan sumber daya manusia selama ramadan dan lebaran. Teknologi berupa solusi human resource berbasis awan mempermudah HR melakukan berbagai pengaturan ulang.
 
"Setelah lebaran, solusi HR akan membantu perusahaan untuk merekrut karyawan baru, mulai dari mempermudah penyebaran informasi lowongan hingga memproses CV kandidat yang masuk. Sebab itu, perusahaan perlu menjadikan momentum ramadan untuk mendigitalisasi sistem HR mereka," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan