Ilustrasi. Foto: Medcom/Kuntoro Ayubi
Ilustrasi. Foto: Medcom/Kuntoro Ayubi

BPS: Garis Kemiskinan Rp458.947 per Kapita, Habis untuk Beli Beras dan Rokok

Husen Miftahudin • 15 Februari 2021 18:06
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan per September 2020 sebesar Rp458.947 per kapita per bulan. Garis kemiskinan ini naik 0,94 persen dari Rp454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020.
 
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, komoditas yang memberi pengaruh kemiskinan tidak berubah dibandingkan survei pada periode-periode sebelumnya. Di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras.
 
"Dari komposisi ini 73,87 persennya itu adalah untuk komoditas makanan. Jadi dengan melihat angka ini kita harus memberikan perhatian ekstra supaya komoditas-komoditas pangan seperti beras dan sebagainya itu tidak mengalami fluktuasi," ucap Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 15 Februari 2021.

Suhariyanto menjelaskan, komoditi beras menyumbang 20,35 persen pengeluaran bagi masyarakat miskin di perkotaan dan menghabiskan 25,82 persen bagi masyarakat perdesaan. Sementara rokok kretek filter 11,17 persen untuk masyarakat miskin di perkotaan dan 10,37 persen masyarakat perdesaan.
 
Untuk telur ayam ras menghabiskan pendapatan sebanyak 4,44 persen masyarakat miskin kota dan 3,47 persen masyarakat perdesaan. Lalu daging ayam ras 4,07 persen penghasilannya dihabiskan masyarakat miskin kota dan 2,48 persen masyarakat miskin perdesaan.
 
Kemudian mi instan dengan 2,32 persen untuk masyarakat miskin kota dan 2,16 persen masyarakat miskin perdesaan. Gula pasir juga menyumbang sebesar 1,99 persen masyarakat miskin kota dan 2,78 persen masyarakat miskin perdesaan.
 
Selanjutnya kopi bubuk dan kopi kemasan yang menghabiskan 1,87 persen penghasilan masyarakat miskin kota dan 1,88 persen masyarakat miskin desa. Kue basah menyumbang 1,94 persen pengeluaran masyarakat miskin kota dan 2,48 persen masyarakat miskin perdesaan.
 
Tempe dan tahu masing-masing memberi sumbangan pengeluaran masyarakat miskin kota sebanyak 1,68 persen dan 1,60 persen. Sedangkan orang-orang miskin di desa mengeluarkan sebanyak 1,50 persen dan 1,46 persen untuk tempe dan tahu.
 
Untuk komoditas bukan makanan, perumahan menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan. Sumbangannya di perkotaan dan pedesaan masing-masing mencapai 8,32 persen dan 7,72 persen.
 
Lalu bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi yang bagi masyarakat perkotaan menghabiskan masing-masing sebanyak 4,61 persen, 3,74 persen, 1,89 persen, serta 1,09 persen. Sedangkan bagi masyarakat miskin di desa menghabiskan masing-masing 3,74 persen, 2,02 persen, 1,20 persen, dan 1,02 persen.
 
Per rumah tangga miskin, garis kemiskinan nasional mencapai Rp2,2 juta. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat garis kemiskinan tertinggi, yakni sebesar Rp3,8 juta per rumah tangga miskin. Sedangkan Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan tingkat garis kemiskinan terendah, yakni sebesar Rp1,77 juta per rumah tangga miskin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan