Kontribusi dan peran UMKM bagi ekonomi nasional sebenarnya sangat besar, bahkan menjadi tulang punggung perekonomian negara. Namun sayangnya, kontribusi UMKM terhadap ekspor rendah, yakni hanya sebesar 14,37 persen.
Angka ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan rata-rata kontribusi pelaku usaha di negara-negara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang sudah mencapai 35 persen. Padahal, neraca perdagangan Indonesia selama 2020 tercatat surplus sebanyak USD21,74 miliar.
Oleh karena itu Teten mendorong perguruan tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan produk-produk UMKM. Jika berjalan optimal, sinergi dan kolaborasi tersebut dapat membuat UMKM memiliki daya saing tinggi di kancah global.
"UMKM ini kan lemah di R&D untuk pengembangan produk mereka, karena itu mungkin nanti dari riset-riset di kampus-kampus kalau ini dihubungkan dengan hilirisasi atau komersialisasinya di UMKM, ini juga sangat membantu untuk pengembangan produk-produk UMKM yang inovatif. Sehingga, produk UMKM kita bisa punya daya saing," ujar Teten dalam Konferensi 500 Ribu Eksportir Baru secara virtual, Senin, 19 April 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam menyambut baik inisiasi kolaborasi dan sinergi UMKM-perguruan tinggi dalam pengembangan produk-produk UMKM agar memiliki daya saing tinggi.
"Kolaborasi tersebut adalah ide yang sangat bagus, terutama bagi adik-adik mahasiswa ini untuk bisa mendampingi UMKM di dalam riset dan pengembangan, R&D, produk-produk UMKM," tuturnya.
Terkait hal tersebut, pihaknya sudah menyiapkan model pendanaan untuk hilirisasi dari karya-karya dosen dan mahasiswa terhadap pengembangan produk-produk UMKM. Hal ini terus diakselerasi oleh Ditjen Dikti Kemendikbud.
"Katakanlah kita menargetkan ada 1.000 inovasi untuk UMKM setiap tahunnya, misalnya. Itu sangat bisa untuk dijadikan semacam proyek batu loncatan bagi mahasiswa dari berbagai macam disiplin," urai Nizam.
Untuk itu, Nizam meminta Kementerian Koperasi dan UKM untuk memberikan daftar-daftar pelaku UMKM sektor prioritas untuk dilakukan pengembangan terhadap produk-produk UMKM ini. Misalnya, sebut dia, bidang pangan, bidang kerajinan, atau bidang apparel (pakaian), dan sebagainya.
"Nanti bisa kita tawarkan kepada adik-adik mahasiswa untuk menjadi proyek mereka, dan itu bisa memberikan manfaat bagi UMKM. Karena setiap tahun kita meluluskan sekitar 1,5 juta sarjana, katakanlah 10 persen dari itu kemudian nanti bergerak di bidang UMKM, di bidang inovasi untuk teknologi tepat guna, tentu itu satu jumlah yang cukup besar untuk bisa meningkatkan nilai tambah bagi teman-teman di UMKM," pungkas Nizam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News