"Industri yang sudah bertransformasi digital akan lebih produktif, mengurangi biaya operasional, lebih efektif, dan membuat harga produk akan menjadi lebih kompetitif," kata Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam dalam siaran persnya, Minggu, 18 April 2021.
Kemenperin telah menambahkan sektor industri farmasi masuk ke dalam program prioritas pengembangan Making Indonesia 4.0. Hal ini sebagai upaya konkret untuk segera mewujudkan Indonesia yang mandiri di sektor kesehatan.
"Industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0 awalnya hanya lima sektor. Namun ketika pandemi, Kemenperin menambahkan dua sektor ini menjadi prioritas, yaitu farmasi dan alat kesehatan," imbuh dia.
Guna mendorong transformasi pada sektor tersebut, pada 2019 dan 2020 Kemenperin juga telah melakukan assessment Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Selanjutnya, program dan kegiatan terkait industri 4.0 di sektor IKFT tahun 2021 meliputi fasilitasi perusahaan industri kimia hilir dan farmasi dalam menerapkan Industri 4.0 melalui big data industri kimia hilir dan farmasi, readiness assessment penerapan industri 4.0 sektor industri kimia hilir dan farmasi, penyusunan model factory cell, serta penerapan lean management.
"INDI 4.0 diharapkan mampu mendorong pengembangan sektor farmasi, dan kita mendorong sebanyak 32 perusahaan farmasi yang sedang dalam tahap persiapan INDI 4.0, sehingga proses produksi hingga distribusinya bisa jauh lebih efisien," papar Khayam.
Dalam mengimplementasikan langkah-langkah strategis tersebut, Kemenperin juga terus berupaya bersinergi dengan para stakeholder yang bergerak pada industri farmasi, di antaranya Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indofarma Tbk.
"Kami harapkan ini semakin meningkatkan daya saing industri farmasi nasional," imbuhnya.
Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan bahwa dengan dengan adanya pandemi covid-19, holding BUMN tersebut telah melakukan berbagai inovasi digital dalam distribusi vaksin covid-19 ke seluruh provinsi di tanah air.
"Kami melakukan langkah-langkah agar vaksin bisa terdistribusikan dengan baik untuk 34 provinsi, dan nantinya akan dikembangkan ke 514 kabupaten dan kota. Bio Farma terus mengembangkan teknologi digital agar distribusi vaksin dapat terpantau dengan baik," ucap dia.
Selain itu, proses produksi Bio Farma juga telah menerapkan transformasi digital, di antaranya untuk proses produksi vaksin covid-19. "Sehingga kami bisa melihat apabila ada upaya-upaya pemalsuan dari vaksin tersebut. Melalui barcode yang menggunakan sistem digital, kami bisa mendeteksi secara dini apabila ada upaya-upaya tersebut," tutup Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id