Desain karya Putri Intan mengangkat tema Harmony of Sahra, yang bermakna sahara mengungkapkan gurun pasir yang tandus, mengilustrasikan kondisi di tengah pandemi covid-19. Melalui desain ini, para perancang busana diharapkan dapat beradaptasi dengan situasi.
Menaker Ida Fauziyah menyebutkan akibat pandemi covid-19, pelaku fesyen Indonesia mengalami penurunan penjualan sekitar 70 persen. Hal ini berdampak terhadap kehidupan seluruh pengusaha dan pekerja fesyen di Indonesia.
"Bagi para fashion designer, era ini harus dijadikan sebagai sebuah tantangan. Para fashion designer harus menjadikan kondisi ini sebagai momentum untuk berkreasi dan berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi," kata Menaker Ida.
Sebagai bentuk dukungan, saat ini Kemenaker telah dan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbanyak program pengembangan usaha rintisan (startup) untuk menumbuhkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi produk-produk fesyen unggulan.
"Hal ini merupakan bentuk komitmen kami untuk membantu mengembangkan dunia fesyen lebih luas lagi dan agar dapat memberikan dampak yang lebih besar ke seluruh lapisan masyarakat," ujar Menaker Ida.
.jpeg)
Melalui event ini, diharapkan industri fesyen bagi masyarakat muslim dapat tetap bergerak dan ide-ide kreatif para pelaku industri fesyen tetap dapat diserap pasar, serta menggerakkan roda ekonomi Indonesia pada masa pandemi.
"Sekali lagi, saya sebagai muslimah yang juga menyukai fesyen, dan saya sebagai Menteri Ketenagakerjaan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara Muslim Fashion Festival 2021," tutur Ida.
Sementara itu, Kepala BBPLK Semarang Edi Susanto menyampaikan agenda Muffest ini merupakan agenda tahunan yang sangat menunjang kreativitas lulusan BBPLK Semarang yang fokus pada kejuruan Fashion Technologi.
"Kita berharap dengan terselenggaranya Muffest 2021 ini mampu menjembatani lulusan dan peserta pelatihan bidang fashion technology, agar dapat terserap dalam pasar kerja dengan keterlibatan para pelaku usaha bidang fesyen,” kata Edi.
Sebagai informasi, Putri Intan Sukmawati merupakan alumni pelatihan desainer busana kreasi di BBPLK Semarang tahap IV Tahun 2020, dia mengikuti pelatihan sekitar tiga bulan, Juli hingga September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News