Menurut Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia Saronto kerja sama itu dimaksudkan membantu petani mendongkrak produktivitas dan pendapatannya, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah ikut berkontribusi dalam program ketahanan pangan nasional.
baca juga: Mendes: Pemanfaatan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Mencapai Rp8,06 Triliun |
Dalam kerja sama pengembangan demplot dengan petani di Kabupaten Serang tersebut mencakup luasan 17 hektare (ha) yang tersebar di Kecamatan Kramatwatu, Pontang, Lebakwangi, dan Kasemen.
Melalui kerja sama tersebut, perusahaan memberikan benih, pupuk, dan pestisida. Petani diperbolehkan membayar biayanya setelah panen (yarnen), sedangkan penanaman dilakukan di lahan milik petani.
"Pada musim tanam selanjutnya mungkin tidak demplot lagi, tapi langsung (tanam serentak) 500 ha," kata Saronto dikutip dari Antara, Senin, 5 September 2022.
Dalam panen perdana yang digelar pada Rabu, 31 September 2022, diketahui kerja sama demplot mampu meningkatkan produksi padi sedikitnya 8,25 persen dibanding sebelumnya.
Menurut dia, melalui pendampingan ini diharapkan ke depan produksi padi petani di Serang diperkirakan naik hingga 15 persen.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Maju I Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas Muhammad Supi menyatakan hasil panen demplotnya produksi naik menjadi enam ton per ha dari sebelumnya 4-5 ton per ha.
Peningkatan tersebut menurut dia sangat membantu petani meningkatkan produktivitasnya dan solusi terhadap keterbatasan luas lahan. Saat ini, dia menggarap empat ha lahan, yang sebagian di antaranya merupakan lahan sewaan.
Dia berharap kerja sama dengan ini tidak berhenti pada demplot, tetapi berlanjut menjadi mitra pemasok agar dapat menjual hasil panennya secara langsung.
"Selama ini petani masih tergantung kepada perantara (broker), sehingga harga jualnya seringkali kurang memuaskan," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua Kelompok Tani Raharja Desa Suju, Serang, Gojali menjelaskan, pihaknya antusias bergabung menjadi mitra demplot karena ingin menambah pengalaman memanfaatkan pupuk nonsubsidi dalam peningkatan produktivitas.
Saat ini, demplot kelompok taninya belum memasuki masa panen sehingga masih menunggu hasilnya.
"Kami ingin mengetahui bagaimana hasil pupuk non-subsidi dengan pupuk subsidi. Kalau memang lebih baik, kami tidak masalah menggunakan yang nonsubsidi," ujar dia.
Gojali mengelola lahan seluas lima ha. Umumnya, dia mampu menghasilkan 6-8 ton per ha setiap panen. Dia berharap, dapat meningkatkan produktivitasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News