Ilustrasi pengelolaan sampah untuk  sumber listrik - - Foto: Antara/ Zabur Karuru
Ilustrasi pengelolaan sampah untuk sumber listrik - - Foto: Antara/ Zabur Karuru

PLN Beli Listrik dari Pembangkit Tenaga Sampah Terbesar di Jawa Tengah

Suci Sedya Utami • 22 Juni 2021 19:31
Surakarta: PT PLN (Persero) membeli energi hijau yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta seharga 13,35 sen dolar AS per kWh atau setara Rp1.800 per kWh.
 
Pembelian listrik dari PLTSa terbesar di Jawa Tengah ini merupakan bentuk dukungan PLN dalam mengatasi permasalahan sampah di Surakarta. Langkah ini juga menjadi bagian transformasi PLN melalui aspirasi green, dengan meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam penyediaan listrik nasional.
 
"PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati. Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap pengembangan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan," tutur General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, M. Irwansyah Putra dalam keterangan resmi, Selasa, 22 Juni 2021.
 
Sebelumnya, PLN telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power selaku pengelola PLTSa Surakarta pada akhir Desember 2018.

Pembangkit dengan kapasitas 5.000 kilowatt (kW) ini ditargetkan rampung pada 2022. Per Mei 2021, proses konstruksi PLTSa Surakarta sudah mencapai 34,8 persen.
 
Pembangunan PLTSa ini juga mendapat dukungan penuh dari Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Pada saat kunjungannya Februari lalu, Gibran mengatakan beroperasinya pembangkit ini akan menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Solo.
 
"Saya kira progresnya sudah cukup baik sampai nanti targetnya selesai 2022. Ini kan permasalahan dari dulu. InsyaAllah kalau PLTSa ini sudah running ya permasalahan (sampah) ini segera terselesaikan," kata Gibran.
 
Surakarta merupakan salah satu dari 12 kota yang ditunjuk melalui Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
 
PLTSa Surakarta memanfaatkan komposisi sampah yang terakumulasi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo dengan total kebutuhan sampah sekitar 276 ton per hari. Dengan menggunakan incinerator, energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut untuk menggerakan generator yang kemudian menghasilkan listrik.
 
Meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar, karena gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari TAR maupun kandungan lainnya yang berbahaya.
 
Lebih jauh, tidak hanya membeli listrik dari PLTSa, PLN melalui program co-firing juga telah mendorong penggunaan biomassa sebagai campuran bahan bakar Pembangit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Biomassa bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga.
 
Bersumber dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, jumlah sampah di TPA sebanyak 864.469 ton per hari, dan yang tidak terkelola sebesar 3.964.946 ton per hari. Dengan memanfaatkan sampah (pelet) menjadi substitusi bahan bakar di sejumlah pembangkit dapat menjadi solusi mengatasi masalah sampah di perkotaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan