"Era kompetisi industri hulu migas secara global diperkirakan akan semakin ketat. Portofolio proyek hulu migas tidak hanya akan ditandingkan dengan proyek hulu migas antarnegara, tetapi juga dengan proyek dari energy lain (renewables)," ujar Dwi dalam webinar, Selasa, 23 November 2021.
Dwi mengatakan itulah mengapa dibutuhkan dukungan terkait saing lokal yang lebih kompetitif, termasuk didalamnya adalah peran seluruh unsur pimpinan daerah seperti Gubernur, Bupati, hingga tokoh masyarakat dan adat.
Adapun Indonesia berkomitmen untuk mengejar target produksi satu juta barel per hari minyak dan 12 miliar standar kaki kubik per hari gas atau setara 3,2 juta barel setara minyak per hari pada 2030. Target tersebut dicanangkan agar kebutuhan energi Indonesia dapat semaksimal mungkin dipenuhi.
Dwi menjabarkan, visi tersebut sesungguhnya didasari oleh potensi yang dimiliki Indonesia di mana ada 128 cekungan migas, dengan yang sudah berproduksi baru sebanyak 20 cekungan, dan terdapat 27 cekungan yang sudah ada temuan namun belum berproduksi.
"Dan masih terdapat 68 cekungan yang belum dibuktikan keberadaan hidrokarbonnya. Hal ini menunjukkan potensi masih sangat besar. Namun sekali lagi perlu disadari, industri migas adalah industri yang membutuhkan investasi yang besar dan teknologi yang tinggi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News