Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian Yuliantoro Baliadi memaparkan bahwa penangkar benih di Bantul, Karawang, Bandung, dan Bima mengalami peningkatan pemesanan.
Kedelai Detap-1 disukai petani karena hasil panen berbiji besar dan berumur genjah. Keunggulan benih hasil pengembangan anak bangsa ini juga tahan pecah polong dan provitasnya cukup tinggi mencapai 2,9 ton/ha.
"Fenomena ini tentunya menjadi momentum yang baik bagi pengembangan komoditas kedelai kedepannya, sehingga menarik para produsen benih kedelai yang baru dan bertambahnya produsen benih baru," kata Yuliantoro melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Juni 2020.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menambahkan bahwa masih diperlukan edukasi bagi para petani terhadap varietas-varietas unggul Balitbangtan yang sudah dilepas. Pengetahuan terhadap manfaat kedelai varietas Detap-1 sangat penting untuk tetap meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Pasar kedelai lokal masih sangat besar untuk diisi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan benih unggulan ini petani pun tak perlu khawatir kehilangan hasil akibat banyaknya biji kedelai yang terpapar di lapang.
“Adanya varietas Detap-1 ini, ke depan tidak terdengar lagi ada petani kedelai merugi yang disebabkan oleh produktivitas rendah serta kehilangan hasil,” ujar Fadjry.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Haris Syahbuddin mengungkapkan bahwa kedelai varietas Detap-1 ini dapat menjawab tantangan petani kedelai. Sehingga semakin banyak petani yang mau mengolah lahan lantaran nilai ekonomi yang cukup baik.
“Dengan berbagai keunggulannya, berharap banyak petani kedelai yang beralih ke varietas Detap-1 dan meninggalkan varietas lama yang kurang produktif," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News