Skenario tersebut dibuat berdasarkan jangka waktu wabah yang hingga saat ini masih berkembang. Data terakhir dari Gugus Tugas Covid-19 Rabu, 29 April 2020, menyebutkan jumlah kasus positif bertambah 260 jadi 9.771, pasien yang sembuh bertambah 137 jadi 1.391, dan jumlah korban meninggal juga bertambah 11 orang hingga jumlahnya menjadi 784 orang.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar menyebutkan, keempat skenario ini dibuat karena covid-19 tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir. Sebagai perusahaan, MRT juga harus bisa bertahan, baik dari aspek operasional maupun ekonomi atau bisnis walaupun menghadapi krisis. Pihaknya mengembangkan empat skenario untuk 2020.
"Keempat skenario dibuat agar MRT bisa survive, apakah kondisinya moderat, berat, sangat berat maupun ketika situasi memburuk," ujar William dalam diskusi daring bersama sejumlah jurnalis, Rabu, 29 April 2020.
Menurut William, skenario moderat terjadi ketika MRT Jakarta mulai menghadapi krisis pada Maret 2020. Selanjutnya krisis berlangsung hingga Mei 2020.
"Setelah covid-19 berakhir, proses rebound atau pemulihan diprediksi memerlukan waktu selama empat bulan. Dalam proses pemulihan ini, PT MRT Jakarta akan berusaha mengembalikan jumlah penumpang ke angka 100 ribu," ujar dia.
"Jadi periode rebound memerlukan waktu sekitar empat bulan. Setelah itu, mulai Oktober, November, Desember merupakan periode stabil," kata dia.
William meyakini, skenario moderat ini tidak akan terlalu menghantam MRT. Dengan skenario ini, MRT tetap bisa kembali di tahun yang sama kalau krisisnya hanya tiga bulan pertama.
Selanjutnya skenario berat mengasumsikan periode covid-19 berlangsung selama lima bulan, yakni dari Maret hingga Juli 2020. Proses pemulihan akan dimulai pada Agustus 2020 dan berlangsung selama empat bulan.
"Dampaknya akan lebih berat karena berakibat pada pendapatan farebox seperti tiket dan non farebox atau dari iklan," tambahnya.
William menjelaskan, dalam skenario ini pendapatan diprediksi akan menurun. "Begitu juga subsidi karena mungkin kan juga akan dikurangi lagi," tuturnya.
Untuk skenario ketiga, pihak MRT menyebutnya sebagai skenario yang sangat berat. "Pada skenario ini, diperkirakan covid-19 akan berlangsung selama tujuh bulan, yaitu Maret hingga September 2020," jelas William.
Masa pemulihan baru akan terjadi pada Oktober 2020 dan kondisi bakal stabil pada awal 2021.
Skenario terakhir adalah skenario buruk dengan prediksi pandemi berlangsung sembilan bulan pada Maret-November 2020. Skenario ini membuat periode rebound atau pemulihan berlangsung sejak Desember 2020 hingga Maret 2021.
"Kondisi baru akan stabil diprediksi pada Maret 2021. MRT akan terus memastikan dalam skenario paling buruk sekalipun bahwa kita tetap bisa beroperasi, tentu mengikuti kebijakan pemerintah kalau memang PSBB ini dilanjutkan sambil lakukan efisiensi," jelasnya.
Meskipun demikian, pihak MRT Jakarta berharap bahwa yang terjadi adalah skenario moderat. "Kami tidak berharap covid berkepanjangan. Mudah-mudahan kita berharap Juni kita sudah mulai rebound supaya secara ekonomi juga kita bisa mengatasi proses ini," tutup William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News