Presiden Komisaris TPPI Ardhy N Mokobombang mengatakan proyek tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50 ribu barel per hari (bph) menjadi 55 ribu bph dan kapasitas produksi paraxylane 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun.
Presiden Direktur TPPI Yulian Dekri melaporkan bahwa pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang sedang dikerjakan oleh UOP telah dimulai pada 27 Maret lalu dan akan selesai pada akhir September 2020.
Selain itu, pembangunan lima tangki diperkirakan secara keseluruhan akan selesai pada pertengahan Desember 2021. Yulian bilang pekerjaan revamping ini akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan turn around. Sehingga pada kuartal pertama 2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh.
"Sementara itu, terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor Paraxylene, TPPI sudah mulai mengoperasikan unit produksi paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode yang menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM, dan akan ditingkatkan secara bertahap,” kata Yulian dalam keterangan resmi, Kamis, 24 September 2020.
Direktur Pemasaran TPPI Darius Darwis mengatakan kebutuhan domestik Paraxylene saat ini sebesar satu juta ton per tahun. Sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI yaki hanya Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 200 ribu ton per tahun. Dengan demikian, selama TPPI tidak berproduksi, terdapat impor paraxylene sekitar 800 ribu ton per tahun.
Untuk mengurangi impor paraxylene pada 2021, TPPI merencanakan akan memproduksi paraxylene sebesar 280 ribu ton per tahun. Sehingga total produksi paraxylene dalam negeri menjadi 500 ribu ton per tahun.
"Hal ini dapat mengurangi impor 50 persen dari kebutuhan dalam negeri dan menurunkan current account deficit sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo saat mengadakan kunjungan ke TPPI tahun lalu," ujar Darius.
Upaya ini pun diapresiasi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus mengatakan produk-produk petrokimia, khususnya produk aromatik ini sangat dibutuhkan di dalam negeri namun selama ini masih diimpor oleh berbagai perusahaan di Indonesia.
"Dengan memenuhi kebutuhan impor Paraxylene tersebut, peran TPPI dalam mengurangi impor dan current deficit account Indonesia menjadi sangat signifikan, dan ini sangat baik untuk membangkitkan perekonomian Indonesia," pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News