"Sebagai negara yang memiliki tingkat pertumbuhan e-commerce di peringkat satu (78 persen), harus menerapkan etika jual beli secara daring," ujar Entrepreneur Wina Aulia Putri Kinanti, dalam diskusi literasi digital yang digelar Kominfo, di Desa Kurungrejo, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 16 Juli 3034.
Dalam diskusi bertajuk 'Hati-hati dalam Jual Beli Online' itu, Wina mengatakan, pentingnya etika jual beli dalam bisnis daring tidak hanya untuk menjaga citra bisnis di hadapan pelanggan, pesaing, supplier, atau rekan bisnis. ”Namun, lebih dari itu, jika Anda mampu menjaga etika bisnis dengan baik, nilai Anda akan semakin meningkat di mata orang banyak," jelasnya.
Etika jual beli, lanjut Wina, akan berfungsi sebagai rambu-rambu atau patokan berperilaku. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Baca: Utang Publik Global Tembus Rekor USD92 Triliun |
Wina menambahkan etika jual beli daring memiliki tujuan memberikan kesadaran akan perilaku dan moral kepada pemilik bisnis agar menjalankan bisnisnya dengan baik. Tujuan berikutnya, tambahnya, mengatur dan mengarahkan para pelaku bisnis untuk mewujudkan sebuah manajemen bisnis yang baik.
Sehingga orang akan percaya dan memiliki keyakinan bahwa bisnis Anda memiliki etika yang baik. ”Yang pasti, bisnis Anda akan dijauhkan dari citra buruk, licik, dan sifat merugikan lainnya," kata Wina.
Dirinya menambahkan etika jual beli daring yang perlu dijunjung dalam transaksi utamanya adalah kejujuran. Selain itu, sopan dan bertutur kata baik, saling menghormati proses tawar menawar, dan mematuhi kesepakatan pembayaran.
Dari perspektif budaya digital, Pengurus Relawan TIK Tulungagung Ary Sunaryo mengatakan, budaya literasi digital harus diberlakukan dalam setiap aktivitas di dunia maya. "Mau tidak mau, suka tidak suka, semua harus melakukan transformasi dengan adaptasi kebiasaan baru yang lekat dengan teknologi digital," jelasnya.
Menurut Ary mengelola budaya digital yang produktif bagi pebisnis daring berarti meluaskan jangkauan bisnis dengan e-commerce di marketplace, dan online shop. "Semua harus didorong oleh penggunaan media sosial," ucapnya.
Dosen sekaligus Digital Enthusiast M Adhi Prasnowo berpesan kepada pengguna digital untuk menerapkan langkah mendasar agar tidak keliru saat bertransaksi melalui lokapasar. Ia mengatakan temukan produk yang diinginkan dengan penjelajahan dan komunikasi langsung dalam chat dengan penjual.
"Gunakan voucher belanja (apabila memiliki), pastikan alamat pengiriman sudah benar, pilih metode pembayaran yang diinginkan, dan hubungi penjual jika pembeli masih ada pertanyaan," rinci Adhi.
Diskusi literasi digital di lingkungan komunitas merupakan salah satu upaya Kominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat (komunitas) menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News