Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) bersama dengan Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Kajiyama Hiroshi. FOTO: Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) bersama dengan Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Kajiyama Hiroshi. FOTO: Kemenperin

Menperin Ajak Jepang Perkuat Kerja Sama Manufaktur

Husen Miftahudin • 19 Maret 2021 10:21
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempererat kerja sama industri dengan Jepang yang diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi. Dalam kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pun membahas hal-hal strategis.
 
Hal itu terkait hubungan kedua negara dengan Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Kajiyama Hiroshi.
 
"Dengan Menteri Kajiyama, kami membahas pengembangan kerja sama New Manufacturing Industrial Development Center (New MIDEC) di bawah kerangka kerja sama bilateral Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)," ujar Agus, dalam siaran persnya, Jumat, 19 Maret 2021.

Kajiyama mengapresiasi kebijakan Pemerintah Indonesia terkait Undang-Undang Cipta Kerja. Pemerintah Jepang mengharapkan dengan Undang-Undang Cipta Kerja, iklim usaha di Indonesia akan semakin baik, memberikan kepastian hukum, dan meningkatkan transparansi yang diharapkan pelaku usaha Jepang yang berinvestasi di Indonesia.
 
Sebaliknya, Agus berharap agar Pemerintah Jepang dapat terus mendorong perusahaan Jepang untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. "Menteri Kajiyama juga memuji kebijakan relaksasi PPnBM yang dianggap dapat mendorong kemudahan investasi bagi industri Jepang yang akan masuk ke Indonesia," jelasnya.
 
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai emisi zero (carbon neutral) yang ditargetkan dapat dicapai pada 2050 oleh Jepang. Dengan kebijakan tersebut, Indonesia juga perlu menyusun roadmap untuk tujuan yang sama.
 
"Dalam hal ini, kami harus menggunakan strategi yang sesuai, karena selain menekan emisi karbon serendah-rendahnya, termasuk lewat program LCGC dan mengarah ke EV, kami juga tetap harus jaga investasi yang sudah berjalan di Indonesia," ungkap Agus.
 
Oleh karena itu, perlu keterlibatan lintas kementerian dan lembaga dalam mengelola industri, khususnya otomotif. Kebijakan yang selama ini sudah berjalan, antara lain penerapan mandatori biodiesel juga terbukti meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit.
 
"Kemenperin mendorong pengelolaan industri otomotif secara bijak, namun kami sepakat dengan upaya pencapaian target carbon neutral," imbuhnya.
 
Dari pertemuan tersebut, Agus menyimpulkan bahwa Indonesia perlu menerapkan inovasi teknologi seperti yang dilakukan di Jepang untuk memelihara kontinuitas yang merupakan bagian dari upaya membangun kepercayaan investor di dalam negeri.
 
Ia menyampaikan perkembangan beberapa proyek yang diinisiasi Pemerintah RI, salah satunya kawasan industri petrokimia berbasis gas di Teluk Bintuni, Papua. Dengan potensi sumur gas sekitar 7,9 Terra Cubic Feet (TCF), KI Teluk Bintuni akan menjadi kawasan industri petrokimia terbesar seluas 2.000 hektare.
 
Salah satu perusahan Jepang, Sojitz Corporation, menyatakan tertarik dan akan berkolaborasi dalam proyek ini. "Kami meminta kepada Pemerintah Jepang melalui METI agar dapat mendukung rencana tersebut, dan agar mendorong industri pionir di Jepang untuk berinvestasi pada industri soda ash yang merupakan hilirisasi ammonia," tutur Agus.
 
Menteri Kajiyama menanggapi, ketahanan rantai pasok dan peningkatan investasi merupakan fokus yang dapat ditingkatkan di masa pandemi ini. Menurutnya, proyek Bintuni merupakan hal yang sangat menarik dan pihaknya memberikan dukungan kepada Indonesia dalam pengembangan kawasan tersebut.
 
"Investasi yang dilakukan Sojitz dan konsorsiumnya dapat memberi dampak positif bagi ekonomi dan kesejahteraan di RI," pungkas Kajiyama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan