Hal itu sesuai dengan hasil survei yang diambil kepada 500 responden di 34 provinsi di Indonesia oleh Media Group News. Adapun, wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon pada 14-22 Desember 2020 dan margin of error survei sekitar lima persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan survei yang dikutip Medcom.id, Senin, 18 Januari 2021, kehadiran vaksin untuk mencegah atau menghentikan rantai penyebaran covid 19 disambut baik oleh responden. Namun responden tetap lebih mengedepankan pentingnya protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran covid 19.
Tercatat dalam survei sebanyak 92,2 persen responden menganggap penting menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Menurut responden, kehadiran vaksin covid-19 bukanlah solusi satu-satunya menghentikan pandemi covid 19. Sebanyak 53 persen responden yakin bahwa vaksin mampu mengatasi pandemi, namun 46,4 persen tidak yakin, sedangkan yang tidak menjawab 0,6 persen. Dengan margin of error sekitar lima persen, artinya keyakinan masyarakat akan kehadiran vaksin masih terbelah.
Persentase responden yang paling yakin bahwa vaksin mampu mengatasi persoalan pandemi covid-19 adalah responden yang berasal di Bali dan Nusa Tenggara yakni 66,7 persen. Sementara responden yang terendah dalam keyakinan terhadap vaksin adalah responden dari Pulau Sumatera sebesar 49,2 persen.
Sikap terbelah responden tentang kehadiran vaksin tersebut didukung dengan jajak pendapat soal vaksin yang digunakan nantinya aman bagi kesehatan. Survei mencatat, responden yang meyakini vaksin covid-19 aman bagi kesehatan sebanyak 46,3 persen. Sedangkan responden yang tidak yakin bahwa vaksin aman sebesar 52,3 persen.
Dilihat dari tingkat pendidikan, responden yang berpendidikan rendah (SD dan SLTP) justru lebih yakin bahwa vaksin yang akan disuntikkan kepada mereka nantinya aman bagi kesehatan.
Anehnya, semakin tinggi tingkat pendidikan responden malah terbalik. Responden yang berpendidikan sarjana dan pascasarjana justru tidak yakin bahwa vaksin aman bagi kesehatan mereka.
Ketidakyakinan bahwa vaksin aman disinyalir terjadi karena responden salah menerima informasi. Berita simpang siur yang beredar di media sosial, terutama melalui media grup WhatsApp ikut mempengaruhi sikap ketidakyakinan mereka akan keamanan vaksin.
Lantas bagaimana dengan pentingnya sertifikasi halal terhadap jenis vaksin yang akan disuntikkan kepada masyarakat? Berdasarkan hasil survei, sebanyak 88,4 persen setuju bahwa sertifikasi halal vaksin sangat penting. Hanya 11,6 persen responden yang menganggap sertifikasi halal vaksin dari MUI tidak terlalu penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News