Hal itu disampaikan Mulyono saat melakukan kunjungan kerja dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
"Selain sebagai penghasil Asbuton untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga berpeluang untuk menjadi negara pengekspor Asbuton murni yang setara dengan aspal minyak pada tahun 2024 dengan rencana pengembangan ekspansi pabrik full extraction,” ujarnya dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa, 2 Februari 2021.
Menurut Mulyono, selama ini pemenuhan kebutuhan aspal nasional masih didominasi oleh impor. Padahal, Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton. Di Indonesia, terdapat 16 perusahaan yang bergerak dalam industri Asbuton.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Ayodhia G.L. Kalake mengatakan apabila hingga 2025 terjadi peningkatan kapasitas Asbuton sebesar 33 persen, maka Asbuton akan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional sebesar 49,36 persen.
Sisanya, sebesar 37,08 persen kebutuhan aspal akan diisi oleh Aspal Minyak Pertamina dan 13,61 persen akan diisi oleh Aspal Minyak Impor.
"Guna mencapai target tersebut, penggunaan Asbuton perlu memperoleh dukungan untuk menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar dapat digunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa," ujar Ayodhia.
Dijelaskan, terdapat tujuh jenis Aspal Buton yakni B 5/20 Buton Granular Asphalt (BGA), B 50/30 Lawele Granular Asphalt (LGA), pracampur performance grade (PG) 70, pracampur PG 76, pracampur, cold paving hot mix Asbuton (CPHMA), dan Asbuton Murni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News