Jamur tiram. Foto: Freepik
Jamur tiram. Foto: Freepik

Teknik dan Tips Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Putri Purnama Sari • 18 Januari 2023 16:21
Jakarta: Budidaya jamur tiram menjadi salah satu peluang usaha dengan potensi pasar lumayan besar. Selain bisa diolah menjadi berbagai makanan enak, kebutuhan jamur tiram selalu tinggi karena disuai hampir semua kalangan.
 
Kebutuhan jamur tiram semakin meningkat. Bagi Sobat yang tertarik membubidayakan jamur, bisa menyimak sejumlah tips di bawah ini:
 

1. Siapkan kumbung

Dilansir dari cybex.pertanian.go.id, ada dua persiapan utama sebelum membudidayakan jamur tiram, kumbung dan baglog.
 
Kumbung atau rumah jamur merupakan tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan atau ruangan yang diisi dengan rak-rak untuk meletakkan baglog. Ruangan ini harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.

Kumbung biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari papan. Atapnya kamu bisa menggunakan genteng. Dianjurkan untuk tidak menggunakan atap asbes atau seng, karena akan mendatangkan panas.
 
Sedangkan pada bagian lantainya tetap menggunakan tanah, agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
 
Kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog.  Posisi rak diletakkan berjajar dan antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
 
Baca: Petani Harap Tenang, Stok Pupuk Subsidi Cukup Buat Beberapa Minggu ke Depan

Ukuran kumbung yang dianjurkan sebaiknya tidak kurang dari 40 cm. Rak bisa dibuat hanya 2 – 3 tingkat saja. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini mampu menyimpan 70 – 80 baglog. Banyaknya rak sendiri disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
 
Teknik dan Tips Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula
Kumbung dan baglog jamur tiram. Foto: Litbang Pertanian Sulsel
 

2. Siapkan baglog

Baglog adalah media tanam untuk meletakkan bibit jamur tiram. Karena jamur tiram merupakan jamur kayu, sehingga bahan utama dari baglog adalah serbuk gergaji. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, yang dimana salah satu ujungnya diberi lubang.
 
Di lubang inilah jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Pembudidaya jamur tiram skala besar biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi pemula, baglog bisa dibeli dari pihak lain sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
 

3. Rawat atau sterilisasi baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yaitu dengan diletakkan secara vertikal dan horizontal. Meletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas sedangkan cara horizontal lubang baglog menghadap ke samping. Di lubang inilah jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
 
Kedua cara budidaya jamur tiram ini memiliki kelebihannya masing-masing. Kalau disusun secara horizontal menjadi lebih aman dari siraman air. Karena jika penyiraman berlebih, air tidak akan masuk ke dalam baglog.
 

4. Panen jamur tiram

Jamur yang sudah bisa dipanen adalah jamur yang sudah mekar dan besar. Ujungnya tampak seperti mahkota bunga berwarna putih. Segera panen jamur tiram sebelum tudungnya pecah. Jika tudungnya pecah, jamur akan berubah warna menjadi kuning kecokelatan.
 
Jika baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam waktu satu hingga dua minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen.
 
Baglog jamur bisa dipanen 5 hingga 8 kali, bila perawatannya baik. Baglog dengan bobot sekitar 1 kilogram akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7 hingga 0,8 kilogram. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.
 
Panen dilakukan pada jamur yang telah mekar dan membesar, yakni ketika ujung-ujungnya telah terlihat meruncing, namun tudungnya belum pecah, warnanya masih putih bersih.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan