"Pembangunan akan dimulai pada semester II tahun ini dengan nilai investasi USD1 miliar. Pembangunan konstruksi membutuhkan waktu dua tahun, sehingga diperkirakan selesai pada 2027," kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat Chandra Asri Group Suryandi, Kamis, 29 Februari 2024.
Direktur Legal, Hubungan Eksternal dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Rivai menjelaskan, pembangunan pabrik baru ini merupakan upaya Chandra Asri Group untuk mendukung hilirisasi rantai nilai nikel. Apalagi komponen ini penting bagi industri kendaraan listrik yang tengah dikembangkan pemerintah
Edi mengungkapkan, pembangunan perusahaan ini akan dilakukan oleh anak perusahaan Chandra Asri Group, PT Chandra Asri Alkali. Rencananya pabrik CA-EDC ini akan memproduksi lebih dari 400 KTA CA dan 500 KTA EDC untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun luar negeri.
"Di seluruh Asia Tenggara mengalami kekurangan soda kaustik. Indonesia sendiri diprediksi mengalami defisit hingga 462 KTA pada 2026," jelas Edi
Baca juga: Erick Thohir Dorong Integrasi antara Perusahaan Pupuk dan Industri Petrokimia |
Pada kesempatan itu, Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Putu Nadi Astuti menyebut, industri kimia hulu merupakan industri padat modal karena memerlukan operasi teknologi tinggi. Perkembangan investasi sektor industri kimia hulu tumbuh 38,04 persen.
"Keberadaannya menjadi salah satu pilar industri nasional yang perlu dikembangkan melalui penguatan struktur dari hulu hingga produk hilir untuk memenuhi kebutuhan domestik berupa pangan, sandang dan papan," ujar dia.
Ia menyebut, sebagian dari produk-produk petrokimia telah diproduksi di dalam negeri, namun belum mencukupi kebutuhan domestik. Hal ini membuat perusahaan masih melakukan impor dengan nilai mencapai USD9,5 miliar pada 2023 dan diprediksi masih akan meningkat.
Ekspansi sektor infrastruktur
Selain itu, Chandra Asri Group akan melakukan ekspansi bisnis di sektor infrastruktur. Melalui PT Chandra Daya Investasi, perusahaan akan membangun pembangkit listrik, pengolahan air, pengelolaan tangki penyimpanan dan dermaga."Bisnis infrastruktur juga dilakukan di Cilegon, Banten, yang merupakan kawasan industri paling lengkap dan paling cepat berkembang di Indonesia. Bisnis infrastruktur ini akan memanfaatkan aset milik Chandra Asri Group dan akan menjadi lini bisnis sendiri," ujar dia.
Untuk menjalankan bisnis baru itu, Chandra Asri akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan lain, di antaranya Salim Group, Krakatau Steel Group dan Posco. Edi berharap keberadaan Chandra Daya Investasi akan mampu mendongkrak bisnis perusahaan.
"Chandra Daya Investasi berfokus untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang, stabil, dan berkelanjutan. Mereka akan memberikan peningkatan pertumbuhan lebih lanjut terhadap aset-aset yang ada," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News