Mendag Zulkifli Hasan. Foto: Biro Humas Kemendag.
Mendag Zulkifli Hasan. Foto: Biro Humas Kemendag.

Pemerintah Hapus Aturan Pembatasan Jenis hingga Jumlah Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri

M Rodhi Aulia • 01 Mei 2024 11:53
Jakarta: Pemerintah menghapus pembatasan jumlah barang bawaan pribadi dari luar negeri. Penghapusan ini dilakukan melalui revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).
 
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan pihaknya menerbitkan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 sebagai revisi Permendag 36 Tahun 2023 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Pada revisi ini, jenis, jumlah dan kondisi barang baru atau tidak barang pribadi, yang dibawa dari luar negeri, tidak akan terkena pembatasan.
 
 
Baca juga: Banyak Dikritik, Revisi Aturan Barang Kiriman RI hingga Lartas Impor sedang Diharmonisasi


Ia menegaskan semangat revisi Permendag 36/2023 untuk kemudahan impor bahan baku industri dan kemudahan impor barang kiriman PMI. Kemudian untuk menyelesaikan permasalahan impor barang pribadi penumpang dari luar negeri.
 
"Jadi mau beli lima, mau beli enam, terserah saja, tapi bayar pajak. Kalau kemarin kan dua (batas maksimal). Kalau lebih enggak boleh. Itu hak saudara mau beli berapa saja. Silakan," kata Zulkifli di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Selasa 30 April 2024.
 
Zulkfili mencontohkan sepatu yang sering menjadi bawaan pribadi dari luar negeri. Pemerintah tidak lagi membatasi jumlah sepatu yang dibawa selama membayar pajak.
 
"Ya saudara mau beli sepatu kemarin dua sekarang mau tiga mau empat asal bayar pajak," tegas Zulkifli.
 
Meski demikian, tidak semua barang yang dibebaskan jumlahnya, jenisnya atau baru atau tidak barunya suatu barang. Pemerintah akan membatasi barang bawaan pribadi berupa gadget atau komputer.
 
"Kalau menyangkut komputer dan handphone memang itu banyak security dan lain-lain. Enggak boleh banyak-banyak," tegas Zulkifli.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan