Salah satu profesi menjanjikan yang belum banyak disadari adalah Prompt Engineer.
Jangan buru-buru minder karena istilahnya terdengar teknis. Faktanya, kamu tak perlu jago coding untuk menjadi seorang prompt engineer yang andal.
“Jangan hanya pakai AI untuk 'prompt' sederhana, misal tolong buatkan ini, buatkan itu. Enggak cukup sampai situ,” tegas Kepala BPSDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam acara edukasi AI di Yogyakarta dilansir Antara, Sabtu, 28 Juli 2025.
Baca juga: AI Bukan Lagi Wacana, Transformasi Bisnis Pakai Semakin Matang |
Apa itu Prompt Engineer?
Prompt engineer adalah orang yang ahli menyusun perintah atau pertanyaan (prompt) agar AI bisa memberikan hasil yang akurat dan relevan.Di era ChatGPT, Midjourney, dan berbagai tools AI generatif lainnya, profesi ini jadi ujung tombak komunikasi antara manusia dan mesin.
“Ini multidisiplin, siapa saja bisa. Tapi ada tatanan penulisan yang benar bagaimana 'prompt' itu disusun,” jelas Bonifasius.
Bisa dari nol, tak harus mahir ngoding
Dalam dunia AI, kata Bonifasius, ada dua jalur developer dan user. Kalau kamu bukan anak teknik atau informatika, bukan berarti kamu tertutup jalan.“Kalau memang senang coding dan pengembangan sistem, silakan jadi 'developer'. Tapi sebagai 'user' pun kita bisa jadi 'prompt engineer' yang hebat,” ucap Bonifasius.
AI bukan ancaman, tapi senjata baru untuk karier kreatif
Bonifasius juga mencontohkan penggunaan AI dalam film dokumenter Nusantara tentang Gajah Mada dan Kerajaan Majapahit yang seluruhnya dibuat menggunakan kecerdasan buatan.Film ini bahkan menyabet penghargaan Best AI Documentary di AI Film Awards Cannes 2025.
“Coba cek di YouTube. Film itu belum tayang penuh, tapi luar biasa. AI bisa bikin gerak wajah, tangan, semua detail dengan sangat presisi,” ujar Bonifasius antusias.
AI memang membawa disrupsi, tapi justru di situlah peluang. Konten kreator, penulis, bahkan pekerja kantoran bisa naik kelas kalau bisa memanfaatkan teknologi ini.
600 ribu talenta digital dibutuhkan setiap tahun
Pemerintah menargetkan mencetak 9 juta talenta digital hingga 2030. Namun, kebutuhan industri yang mencapai 600 ribu orang per tahun belum bisa terpenuhi hanya dari lembaga pendidikan formal.“Kita setiap tahun memerlukan tambahan talenta digital sebanyak 600 ribu orang. Sembilan juta itu adalah penghitungan dari tahun 2015 hingga tahun 2030,” tutur Bonifasius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id