MRT siapkan thermal scanner di pintu masuk lima stasiun besar. Foto: dok MRT.
MRT siapkan thermal scanner di pintu masuk lima stasiun besar. Foto: dok MRT.

Lima Stasiun Besar MRT Siapkan Thermal Scanner

Syah Sabur • 12 Juni 2020 08:54
Jakarta: Di tengah pandemi covid-19, khususnya fase PSBB transisi, MRT Jakarta menyiapkan alat pengukur suhu tubuh (thermal scanner) di lima stasiun besar. Hal ini sebagai komitmen MRTJ untuk menerapkan protokol kesehatan demi keamanan dan keselamatan penumpang.
 
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan pihaknya menyiapkan thermal scanner di pintu masuk lima stasiun besar. Kelimanya adalah Bundaran HI, Dukuh Atas, Blok M, Fatmawati dan Lebak Bulus.
 
Lalu mengapa hanya lima stasiun? Menurut William dalam Forum Jurnalis secara virtual, Kamis, 11 Juni 2020, lima stasiun dipilih karena jumlah penumpangnya lebih banyak dibandingkan dengan stasiun lainnya. Untuk stasiun lainnya, MRT akan menyiapkannya secara bertahap.

"Kami sudah melakukan uji coba thermal scanner ini dan sampai saat ini alatnya berfungsi dengan baik dan bisa memantau suhu tubuh," ungkapnya.
 
William juga mengemukakan, pengecekan suhu tubuh penumpang dilakukan sebelum masuk ke dalam stasiun. Saat ini hampir semua stasiun MRT Jakarta masih melakukan pengecekan suhu tubuh secara manual, yaitu menggunakan termometer tembak (thermometer gun).
 
Dengan adanya thermal scanner dan thermometer gun di semua stasiun, nantinya jika penumpang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat, mereka tidak diizinkan menaiki MRT Jakarta. William berharap, keberadaan alat tersebut bisa memudahkan pengecekan suhu tubuh penumpang dalam jumlah yang lebih banyak.
 
"Sebab, dengan thermal scanner ini, kita tak lagi harus melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap satu-persatu penumpang, melainkan bisa sekaligus dalam jumlah banyak," jelas William.
 
Selain thermal scanner, MRT Jakarta juga menghadirkan ruang isolasi dan evakuasi yang aman jika terjadi insiden atau menemukan gejala covid-19 pada penumpang. Ruangan tersebut juga dilengkapi tim medis dengan kelengkapan khusus, termasuk alat pelindung diri (APD) di ruang P3K yang terdapat di setiap stasiun.
 
Tidak hanya itu, untuk menjalankan protokol kesehatan, MRT Jakarta juga melakukan pembatasan penumpang dengan menyediakan berbagai marka di stasiun, seperti marka batas antrean, marka jalur masuk-keluar gerbong MRT, marka larangan duduk di dalam gerbong, posisi berdiri, dan lain-lain.
 
"Kami juga melakukan pembatasan kuota penumpang di setiap stasiun. Penumpang dibatasi 62-67 orang per kereta untuk menerapkan physical distancing saat duduk, berdiri, maupun antre," jelas William.
 
Namun sejauh ini pihak MRT Jakarta masih mampu mengelola antrean penumpang. Sebab, pihaknya selalu menempatkan petugas di setiap gerbong untuk memastikan semua penumpang mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, seluruh petugas MRT Jakarta menggunakan masker dan APD, serta menjaga kebersihan dirinya dengan rajin mencuci tangan secara berkala, dan menghindari kontak fisik dengan penumpang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan