Menteri BUMN Erick Thohir - - Foto: MI/ Susanto
Menteri BUMN Erick Thohir - - Foto: MI/ Susanto

Bulog Tak Masuk Holding Pangan, Ini Jawaban Erick Thohir

Eko Nordiansyah • 25 Januari 2022 16:02
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap alasan di balik tidak bergabungnya Perum Bulog ke dalam holding BUMN pangan, ID Food. Pasalnya, dua grup dari BUMN di bidang pangan ini memiliki fungsi masing-masing yang tidak bisa disatukan.
 
Bulog akan tetap menjadi BUMN di sektor pangan yang bertugas menjaga pasokan dan stabilisasi harga pangan. "Bulog mengintervensi ketika ada harga naik, lalu Bulog bisa membeli barang-barangnya dengan nilai-nilai tertentu, dan itu dimasukkan sebagai cold storage atau pergudangan, supaya menjaga stabilitas harga pangan," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa, 25 Januari 2022.
 
Sementara itu, ID Food, lanjutnya, dibentuk untuk fokus mengurus pasar dari produk-produk yang dihasilkan oleh petani sehingga berbeda dengan Bulog. Dengan begitu, holding BUMN pangan bertugas membuka pasar-pasar baru, termasuk menstandarisasi agar produk pangan lokal bisa menembus pasar ekspor.

Ini anggota holding BUMN pangan:

  1. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).
  2. PT Sang Hyang Seri (Persero).
  3. PT Perikanan Indonesia (Persero).
  4. PT Berdikari (Persero).
  5. PT Garam (Persero).
  6. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk holding BUMN pangan.
"Sang Hyang Seri ini mendapatkan dukungan dimerger dengan pertani, Perinus dan Perindo juga dimerger sekarang, dan salah satunya yang Perindo itu kita rapat dengan Menteri KKP, bahwa Perinus Perindo ke depan nggak perlu lagi punya kapal-kapal yang justru bersaing dengan nelayan," ungkapnya.

Ia menambahkan, Perinus dan Perindo akan diarahkan agar menjadi offtaker dan mendampingi nelayan agar produk-produknya bisa distandarisasi. Bahkan Erick menyebut, pemerintah telah melakukan uji coba untuk produk gurita yang saat ini sudah bisa diekspor ke luar negeri karena sudah terstandarisasi dengan baik.

 
"Kemarin kita uji coba untuk contohnya gurita, itu sekarang dari Perinus Perindo di bawah manajemen yang baru sudah bisa diupgrading, guritanya distandarisasi, maksudnya size-nya yang benar, lalu di-steam, lalu di-vakum. Dan ini kita kirim sekarang ke banyak negara di luar negeri," ujar dia.
 
"Misal Sang Hyang Seri yang tidak komplit juga dengan beras petani, yang memang tentu itu untuk domestik. Tetapi Sang Hyang Seri mulai bisa memproduksi beras yang kualitas tinggi dengan nanti di-vakum dan kirim ke Timur Tengah. Nah hal-hal ini yang coba kami lakukan, jadi peran daripada pangan kita ini offtaker, tidak lagi menyaingi nelayan, petani yang ada di bawah," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan