"Suadesa Festival diharapkan dapat menjadi pesta rakyat untuk memantik ruang-ruang ekonomi baru, dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal. Selain itu, partisipasi masyarakat sekitar diharapkan dapat memperkuat ikatan sosial dengan PGN dan komunitas-komunitas budaya lokal yang terlibat,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Mei 2025.
UMKM lokal, jantung ekonomi festival
Salah satu sorotan utama festival ini adalah Pasar Suadesa, yang melibatkan 40 tenant UMKM dari Desa Karangrejo dan Desa Wringin Putih, Borobudur.Mereka menghadirkan ragam produk unggulan seperti pecel, jajanan pasar, jamu, angkringan, hingga kerajinan khas seperti ukiran batu, anyaman, dan aksesoris Borobudur.
"Suadesa menjadi wahana promosi Pemerintah Desa untuk destinasi wisata bagi Balkondes di Borobudur untuk lebih dikenal lebih luas," ujar Kepala Desa Karangrejo M. Hely Rofikun,
Tidak hanya menjual produk, pasar ini juga mengusung konsep ramah lingkungan. Pengunjung diimbau membawa tas belanja sendiri karena Pasar Suadesa bebas kantong plastik, sebuah langkah konkret untuk mendukung gerakan pengurangan sampah.
Baca juga: Nggak Takut Kehabisan Gas saat Masak, Jargas Diperluas Hingga Tangsel |
PGN dorong energi bersih
Festival ini juga menjadi panggung bagi PGN memperkenalkan inovasi energi ramah lingkungan seperti Gaslink, moda transportasi gas berbentuk Cylinder CNG yang digunakan oleh tenant kuliner. Selain itu, Desa Karangrejo dan Balkondes PGN juga sudah memanfaatkan panel surya dan gas bumi untuk kebutuhan penginapan, dapur, dan hospitality.Langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara teknologi, lingkungan, dan masyarakat bisa menciptakan desa yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tapi juga berkelanjutan secara energi.
Tak hanya berbelanja atau mencicipi kuliner, pengunjung bisa menikmati penampilan musisi dan seniman lokal seperti Shaggydog, Irta Amalia, dan Om Janema yang memeriahkan panggung budaya Suadesa.
Bagi pencinta seni tradisi, tersedia Workshop Suadesa yang mengajarkan kerajinan lokal mulai dari anyaman, tenun, hingga keramik berbahan alami. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga sarana edukasi yang menanamkan rasa cinta pada warisan budaya desa.
Lebih dari sekadar festival, Suadesa adalah panggung kolaborasi antara energi, budaya, dan ekonomi. Harapannya, kegiatan ini bisa berlangsung secara mandiri di masa depan.
"Kemandirian Desa artinya desa harus semangat untuk membiayai diri sendiri untuk berdikari dan mendapatkan hasil dari upaya yang diusahakan," tambah Hely Rofikun.
PGN pun berkomitmen menjadikan Suadesa Festival sebagai agenda tahunan yang memberi dampak jangka panjang bagi warga.
“PGN menjalankan prinsip sosial dan kemasyarakatan melalui program-program CSR. Suadesa Festival menjadi salah satu wujud perhatian PGN dalam rangka memajukan ekonomi desa dengan menggali potensi-potensi lokal. Desa Karangrejo memiliki banyak potensi besar dalam sektor UMKM, pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News