Ilustrasi penyaluran kredit di sektor pertanian - - Foto: dok AFP
Ilustrasi penyaluran kredit di sektor pertanian - - Foto: dok AFP

Juli 2021, Realisasi KUR Pertanian Capai Rp42,17 Triliun

Husen Miftahudin • 27 Juli 2021 13:58
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Juli 2021 telah mencapai Rp42,17 triliun yang mencakup 1,32 juta debitur. Nilai tersebut sudah 60 persen dari target yang ditetapkan pemerintah untuk KUR sektor pertanian tahun ini sebesar Rp70 triliun.
 
"Bank penyalur KUR pertanian terbesar adalah BRI sebesar Rp28,51 triliun, Bank Mandiri Rp6,08 triliun, dan BNI Rp4,53 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam siaran pers, Selasa, 27 Juli 2021.
 
Ke depan, lanjutnya, Otoritas Jasa Keuangan akan terus bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan seluruh pemangku kepentingan untuk memberi dukungan kepada UMKM sektor pertanian.

"Upaya itu dilakukan dengan mengakselerasi perkembangan ekosistem digital. Mulai dari pembiayaan, pendampingan, pembinaan, hingga penjualan agar pelaku UMKM-nya tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing," jelas Wimboh.
 
Adapun hingga kuartal I-2021, sektor pertanian tumbuh 2,95 persen (yoy) sehingga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang minus 0,74 persen (yoy).
 
Untuk kredit sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan pada kuartal II-2021, yang menyerap porsi 7,16 persen dari total kredit perbankan nasional, tumbuh 5,74 persen (yoy) atau 1,52 persen (mom).
 
Sementara tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dinilai relatif rendah, yakni 2,08 persen. Angka ini di bawah rata-rata NPL secara industri yang mencapai sebesar 3,35 persen.
 
Untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani, Wimboh menyatakan bahwa OJK akan terus memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, hingga pemasaran produk pertanian.
 
"Pembentukan klaster pertanian akan mendorong penyaluran KUR sektor pertanian karena dapat menghilangkan hambatan-hambatan yang selama ini dihadapi para petani. Sehingga pada akhirnya, akan terwujud suatu ekosistem pertanian dari hulu ke hilir yang terintegrasi secara digital," paparnya.
 
Perluasan klaster pertanian dinilai akan memudahkan para petani untuk mendapatkan akses pembiayaan KUR dari bank. Karena klaster pertanian ini dikelola secara berkelompok dan dimonitor oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang juga berfungsi sebagai distributor sarana produksi pertanian (saprotan).
 
Saprotan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan sektor pertanian, terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan. BUMDes juga membantu memasarkan kepada para pembeli potensi yang bertindak sebagai standby buyers atau off-takers, mengelola hasil penjualan, dan pembayaran pinjaman petani penerima KUR.
 
"Perlu dilakukan penyaluran KUR pertanian berbasis klaster atau ekosistem. Penyaluran KUR pertanian berbasis klaster akan meningkatkan kepercayaan bank untuk menyalurkan kredit kepada para petani," ungkap dia.
 
Selain faktor akses pembiayaan, OJK juga mendorong kecukupan aspek teknis melalui ketersediaan bibit, pupuk, teknologi pengolahan, hingga pemasaran. Hal itu dilakukan untuk membangun ekosistem terintegrasi yang mampu mendukung sebuah klaster KUR pertanian.
 
OJK telah membentuk beberapa percontohan klaster sektor pertanian yang berjalan baik di beberapa daerah, di antaranya Klaster Kartu Petani Berjaya di Lampung dengan nilai KUR sebesar Rp81,38 miliar oleh 4.603 debitur; dan Klaster Perikanan Sendang Biru, Malang dengan nilai KUR sebesar Rp20,06 miliar oleh 252 debitur.
 
OJK juga telah mengidentifikasi bahwa masih terdapat potensi pembentukan 186 klaster  di berbagai daerah yang dapat digarap bersama dengan potensi debitur kecil sebanyak 35.082 orang, terdiri dari petani dan pelaku UMKM yang terkait dengan sektor pertanian, pariwisata, dan lainnya.
 
"Beberapa potensi klaster ini antara lain Klaster Jeruk di Selorejo-Malang, Klaster Hutan Pinus di Ponorogo, dan Klaster Kakao dan Mete di Nusa Tenggara Timur (NTT)," tutup Wimboh.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan