Ia menilai momentum pertumbuhan industri manufaktur pada triwulan I-2021 yang mempengaruhi kinerja ekspor harus dipertahankan, meski saat ini sedang terjadi kebijakan pembatasan mobilitas.
"Ini jangan sampai berpengaruh terhadap yang ekspor karena saat ini pasarnya sedang bagus," kata Ina, dikutip dari Antara, Rabu, 28 Juli 2021.
Untuk itu, ia menyarankan Kementerian Perindustrian yang telah menerbitkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) untuk terus berkoordinasi dengan Kepolisian RI dan Satpol PP agar bisa melaksanakan IOMKI tersebut di lapangan.
"Perlu komunikasi antara Kemenperin yang mengeluarkan IOMKI dengan Kepolisian dan Satpol PP terkait sektor mana saja yang bisa bertahan dengan protokol kesehatan, dengan harapan demand yang ada tidak sampai hilang nantinya," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga mengharapkan pemerintah bisa menerapkan kebijakan PPKM dengan ketat supaya pembatasan tidak berlarut-larut hingga menekan kinerja industri.
Meski demikian, Ina mengakui beberapa sektor tetap bertumbuh positif di tengah berbagai pembatasan akibat penyebaran pandemi covid-19, seperti industri makanan dan minuman serta farmasi.
Sebelumnya, Purchasing Managers' Index (PMI) sempat mencapai lebih dari level 50, atau belum pernah dicapai sebelumnya, yang memperlihatkan adanya pemulihan kinerja di sektor industri manufaktur.
Selain itu, ekspor produk pengolahan juga mengalami peningkatan yang didorong oleh permintaan dari negara-negara tujuan ekspor yang telah pulih. Membaiknya kinerja ekspor ini membuat Core memproyeksikan neraca perdagangan pada akhir 2021 bisa tercatat surplus hingga USD20 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                