Bandara Kualanamu. Foto : Angkasa Pura.
Bandara Kualanamu. Foto : Angkasa Pura.

Gandeng Asing, Pemerintah Ingin Kualanamu Bisa Saingi Changi dan KLIA

Eko Nordiansyah • 02 Desember 2021 16:00
Jakarta: Kementerian BUMN merestui pelepasan saham PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Kualanamu kepada perusahaan asal India GMR Airport Internasional. Keputusan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Kualanamu agar mampu bersaing dengan Bandara Changi Singapura dan Bandara Kuala Lumpur, Malaysia (KLIA).
 
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kerja sama konsesi dengan asing ini bertujuannya untuk meningkatkan Kualanamu tidak hanya sebagai bandara domestik tapi juga hub internasional. Untuk itu, kerja sama dengan GMR Airport Internasional ini diharapkan bisa menambah kapasitas Kualanamu ke depan.
 
"Mereka akan menggunakan Kualanamu sebagai base untuk mengurangi dominasi dari Changi dan KLIA, karena memang arus penumpang dari Asia Selatan dan Australia sekarang ini banyak sebagian besar transit di Changi dan KLIA," kata Tiko dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis, 2 Desember 2021.

Ia memastikan kerja sama Kualanamu ini dilakukan melalui proses tender yang cukup panjang dan terstruktur, termasuk melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Selain itu, Tiko menyebut, GMR juga merupakan strategic partner yang juga dimiliki ADP perusahaan asal Prancis.
 
"Kualanamu ini kapasitasnya besar dan bisa kita scale up menjadi bandara yang kelas dunia dan GMR juga telah memastikan akan menanamkan modal sebesar Rp56 triliun untuk bisa meningkatkan kualitas dan kapasitasnya sehingga diharapkan penumpangnya nanti bisa meningkat jadi 54 juta penumpang dari saat ini hanya di kisaran 10 juta," ungkapnya.
 
Melalui kerja sama ini, AP II sebagai pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 saham di Angkasa Pura Aviasi, sedangkan GMR memegang 49 persen saham. Kerja sama ini akan mengelola Kualanamu selama 25 tahun dan semua biaya pembangunan ditanggung dengan sistem build of take (BOT).
 
"Jadi ini saya rasa deal yang sangat baik, prosesnya kita kawal dan BPKP kita minta kawal juga. Insyaallah ini menjadi satu kerja sama yang strategis, dan setelah 25 tahun nanti kalau bandaranya sudah bagus dan meningkat kualitasnya akan kembali lagi menjadi milik AP II," pungkas Tiko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan