Ketujuh perusahaan tersebut di antaranya PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).
"Kemarin saya di Krakatau Steel meminta dukungan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan semua menteri, berilah kepercayaan kepada kami sebagai Kementerian BUMN untuk bisa menutup dan menggabungkan (merger) perusahaan BUMN dengan cepat," kata Erick, di Kantor Kementerian BUMN, Kamis, 23 September 2021.
Mengenai penutupan perusahaan-perusahaan tersebut, Erick mengungkapkan ia juga telah membicarakannya dengan Komisi VI DPR-RI. Menurutnya, pengambilan keputusan mengenai ketujuh perusahaan tersebut dengan cepat karena mengantisipasi perubahan bisnis model saat covid dan pascacovid.
"Ketika kita melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat, dan ini sekarang sudah terbuka digitalisasi dan pasarnya. Kalau tidak diambil keputusan cepat, itu nanti akan membuat perusahaan tersebut makin lama makin tidak sehat," ujarnya.
Erick juga menambahkan, untuk menyehatkan perusahaan yang telah sakit itu tidak sulit. Oleh karena itu, proses penyehatan harus segera dilakukan.
"Padahal dalam waktu yang singkat kita bisa memperbaiki, cuma karena prosesnya belum, jadinya tidak sehat. Akhirnya bukan jadi tidak sehat saja, malah bangkrut dan tutup," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id