"Langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai pengekspor produk halal global antara lain, pertama, dengan pengembangan riset halal dan substitusi impor," ucap Ma'ruf pada pembukaan pameran ii-Motion 2021 secara virtual, Kamis, 3 Juni 2021.
Kedua, lanjutnya, dengan membangun kawasan-kawasan halal yang terintegrasi dengan logistik halal. Ketiga membangun sistem informasi halal, termasuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat halal.
"Keempat, dengan meningkatkan kontribusi produsen-produsen produk halal baik skala mikro, menengah, dan besar untuk ekspor produk halal ke seluruh dunia atau global halal value chain," tegas dia.
Di sisi lain, Indonesia telah menetapkan Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang bertujuan meningkatkan pengembangan sektor riil ekonomi syariah (industri halal). Terdapat empat strategi utama dalam masterplan tersebut.
Pertama, pemusatan nilai rantai-rantai halal yang terdiri atas industri makanan dan minuman halal, industri pariwisata halal, industri fesyen muslim, industri media dan rekreasi halal, industri farmasi dan kosmetika halal, serta industri energi terbarukan.
"Kedua, penguatan sektor keuangan syariah. Ketiga, penguatan usaha mikro, kecil dan menengah. Keempat adalah pemanfaatan dan penguatan ekonomi digital," tutur Wapres.
Selain besarnya potensi yang dimiliki, upaya dalam mewujudkan pemain utama pada pasar halal dunia juga didukung oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal (JPH).
"Saya optimistis Indonesia mampu menjadi produsen produk halal terbesar di dunia dalam waktu mendatang. Semoga kegiatan ini sukses dan dapat memberi kontribusi pertumbuhan industri halal nasional," harap Ma'ruf.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengungkapkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap produk dan jasa berlabel halal semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya kesadaran terhadap kualitas, keamanan, dan kesehatan produk yang dikonsumsi.
Menurut Gati, legitnya pasar industri produk halal global ini memang tak hanya dikerubuti oleh negara dengan mayoritas muslim, seperti Indonesia dan Malaysia.
"Perusahaan-perusahaan dari Tiongkok, Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia juga ikut berebut memproduksi barang-barang halal. Saya yakin kita bisa mengambil bagian pasar produk halal, paling tidak sebagai pemain utama di Asia," tegas Gati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News