Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat meninjau PT. Aida Rattan Industry di Cirebon mengatakan Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan industri rotan yang berdaya saing global, karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusia yang terampil.
Putu menegaskan selama masa pandemi covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pihaknya bertekad menjaga aktivitas industri furnitur rotan, yang termasuk dalam sektor esensial. Sebab, industri ini merupakan sektor yang berorientasi ekspor sehingga menghasilkan devisa.
“Saat ini, sejumlah industri esensial sedang melakukan tahap uji coba penerapan protokol kesehatan, dengan beroperasi dalam kapasitas 100 persen. karyawan yang dibagi minimal menjadi dua shift,” tutur dia dalam keterangan resmi, Jumat, 27 Agustus 2021
Hal ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, 3, dan 2 covid-19 di wilayah Jawa dan Bali. Guna memastikan uji coba tersebut berjalan baik, Kemenperin terus aktif melakukan monitoring dan evaluasi.
“Misalnya, kami melakukan kunjungan kerja untuk memantau pedoman atau fasilitas yang dimiliki perusahaan dalam upaya mencegah penyebaran covid-19. Selain itu juga melihat langsung penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang lebih memudahkan dan efektif,” papar Putu.
Putu memberikan apresiasi kepada PT. Aida Rattan Industry yang telah siap menjalankan operasionalnya kembali secara penuh, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Bahkan, pabrik yang memiliki total tenaga kerja 144 orang ini, sebanyak 122 karyawannya (85 persen) telah divaksin.
Di samping itu, Putu melihat umumnya setiap fasilitas produksi di sektor industri sudah terbiasa dalam menerapkan protokol kesehatan bagi para karyawannya seperti penggunaan masker.
“Jadi, sebenarnya tinggal diperketat lagi, mulai dari masuk, istirahat, hingga karyawan keluar dari pabrik. Prokes tetap harus dijaga sehingga menjamin semua sehat dan produksi berjalan baik,” kata Putu.
Putu optimistis, apabila aktivitas produksi industri dapat terjaga dengan baik, akan memacu investasi dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, 100 persen produk yang dihasilkan oleh PT Aida Rattan Industry berorientasi ekspor.
Pada Januari-Mei 2021, ekspor furnitur berbasis rotan menembus USD67,67 juta atau naik 31 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD51,62 juta. Adapun negara tujuan utama ekspor furnitur nasional, di antaranya Amerika Serikat, Italia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Perancis.
Sementara itu, secara kumulatif, ekspor yang dikontribusikan oleh industri furnitur mencapai USD1,91 miliar sepanjang 2020. Sektor ini terdapat 1.114 perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi sebesar 2,9 juta ton per tahun dan total tenaga kerja yang terserap sebanyak 143.119 orang.
Kerek daya saing
Selama ini, Kemenperin telah menginisiasi berbagai program dan kebijakan dalam mengerek daya saing industri furnitur di Tanah Air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku, memberikan insentif fiskal dan nonfiskal.
Putu menambahkan, dampak pandemi membawa perubahan terhadap belanja rumah tangga, seperti peralihan dari biaya untuk hiburan atau pariwisata menjadi kebutuhan untuk menata atau merenovasi rumah. Salah satu produk yang cukup banyak diserap adalah furnitur dan kerajinan.
“Hal ini memberikan peluang terhadap industrinya, terlebih dengan adanya pola belanja online yang juga ikut mendongkrak penjualan produk furnitur dan kerajinan,” imbuh dia.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Aida Rattan Industry, Prayitno mengaku berterima kasih kepada Kemenperin selaku pembina industri, yang telah memberikan perhatian penuh untuk menjaga sektor furnitur dapat beroperasi selama masa pandemi. Selain itu, berbagai kebijakan yang telah diinisiasi guna memacu daya saing sektor industri.
“Kami berkomitmen untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Kami sudah implementasikan aplikasi PeduliLindungi, selain juga melakukan self-assessment, serta membentuk gugus tugas dalam upaya pencegahan dan pengendalian covid-19,” ungkapnya.
Prayitno menyatakan, perusahaan terus berupaya memacu utilisasinya guna memenuhi kebutuhan para buyers potensial. Selain itu, perusahaan aktif melakukan riset untuk menciptakan inovasi baru terhadap produknya agar semakin kompetitif di kancah global.
“Saat ini, kami punya produk unggulan, yaitu balok rotan dan vinil rotan yang diekspor ke Jerman. Salah satunya dijadikan komponen interior mobil untuk diekspor lagi ke industri otomotif China. Lima tahun ke depan, kami akan pasok ke industri otomotif di Eropa,” Prayitno..
Pada tahun lalu, ekspor PT. Aida Rattan Industry menembus lebih dari USD1 juta. Diperkirakan, dengan adanya ekspor balok rotan dan vinil rotan bisa mencapai USD2 juta pada 2022. Sementara itu, perusahaan telah menggelontorkan nilai investasi sebesar Rp30,5 miliar.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id