"Transisi energi menjadi salah salah satu yang akan dijadikan pilot project atau lighthouse. Kita harus siapkan paket bagaimana me-retire-kan PLTU," kata Airlangga dalam Kompas 100 CEO Forum ke-12 secara daring, Kamis, 18 November 2021.
Ia menjelaskan, untuk melakukan pensiun dini pada PLTU dibutuhkan remunerasi premium yang kini tengah dibahas dengan Asian Development Bank (ADB). Jika prototipe tersebut berhasil, lanjutnya, maka akan dilanjutkan dengan replikasi menjadi model sustainable payment khususnya untuk transisi energi.
"Case PLTU di-retire dan funding masuk menggantikan Internal Rate of Return (IRR) sisanya. Karena kalau usia tinggal berapa, retire minimal berapa, kalau di funding maka dipakai untuk investasi renewable dan diharapkan Indonesia bisa buat prototipe," terang Airlangga.
Ia menambahkan input utama dari daya saing ekonomi Indonesia adalah energi. Di sisi lain, selama ini energy mix Indonesia, base load atau beban dasarnya disediakan oleh PLTU sehingga base load-nya bisa disediakan melalui hydropower. Namun kondisi saat ini belum memungkinkan bagi pemerintah untuk membangun hydropower di Pulau Jawa.
"Demand terbesar di Jawa, kalau kita bangun hydro di Kalimantan Utara atau Mambaro jauh dari Jawa. Sehingga yang perlu dilakukan harus membuat penyangga untuk itu yang salah satunya membangun jaringan transmisi," jelas dia.
Adapun hasil forum Conference of the Parties (COP) ke-26 di Glasgow, Skotlandia, memberikan tiga isu penting yakni mencegah kenaikan suhu bumi tidak melewati batas 1-1,5 derajat pada komitmen Paris, lalu istilah PLTU yang diubah dari face out (menghapuskan) menjadi face down (mengurangi). Kemudian funding availability atau ketersediaan dana untuk negara berkembang yang dijanjikan sebesar USD100 miliar per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id