"Seperti brand (peritel) besar, seperti Transmart, Superindo Hypermart. Sebelumnya enggak ada kepikiran mereka untuk belanja via WhatsApp. Tetapi karena kondisi seperti ini," kata Wakil Ketua Umum Aprindo Fernando Repi dalam siaran virtual di Jakarta, Selasa, 28 April 2020.
Menurutnya peritel besar tersebut lebih memilih menggunakan whatsApp agar mempercepat interaksi dan transaksi meski mereka sudah memiliki aplikasi perusahaan sendiri.
"Mereka justru mau cepet jangkau konsumennya. Jutru kalau ditriger lewat aplikasi harus download aplikasi. Jadi mereka mempercepat pembelian," jelasnya.
Namun, kelemahan dalam menggunakan aplikasi pesan singkat tersebut, katanya, berpotensi terjadi ketidaksingkronan antara jumlah barang yang tersedi dengan stok di gudang.
"Kalau sistem enggak siap nanti bagaimana inventorynya kalau tidak konsolidasi. Jadi diperitel, kita memang mendorong mereka untuk mulai experience," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News