PT Angkasa Pura II memanfaatkan momentum pandemi untuk memperbaiki proses bisnis di bidang pergudangan kargo. Sekaligus mampu menjadi tuas pengungkit bagi perolehan pendapatan.
Dalam pelayanan bisnis gudang kargo, selama ini PT Angkasa Pura II (AP II) bekerja sama dengan beberapa operator gudang kargo. Namun, dalam perjalanannya, ada ketidakseragaman dalam kontribusi pendapatan masing-masing operator per meter persegi.
Sistem penanganan yang cenderung manual dalam bisnis kargo selama ini, menyebabkan barang tidak tertata dengan sistem racking dan dinilai belum menerapkan standarisasi yang baik.
Demikian pula dengan sistem pelaporan data produksi serta pendapatan yang belum real-time, dan tracking barang dengan sistem barcode yang belum berjalan, menyebabkan ketepatan pelaporan tidak maksimal.
Untuk itu, direktorat komersial AP II melakukan terobosan dalam pengelolaan gudang kargo dengan memberlakukan clustering atau pengelompokan ruang kargo untuk dikomersilkan di tahun ini.
"Beberapa hal utama menjadi fokus kita dalam bisnis kargo di masa depan, yaitu memiliki sistem pengelolaan gudang kargo berbasis teknologi, kemampuan melakukan tracking kargo dan laporan real-time, dan tentunya mendapatkan pengelola gudang kargo yang kredibel," ujar Direktur Komersial, Ghamal Peris dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 12 September 2020.
Baca: Industri Asuransi Diramal Pulih Lebih Cepat saat Pandemi
Dengan sistem terintegrasi, mengandalkan perangkat lunak, aplikasi dan hal lainnya yang dapat mengatur hingga kegiatan terkecil, seperti sistem racking dan roller menjadi salah satu fokus manajemen saat ini. Sistem ini dipercaya dapat meningkatkan produktivitas hingga 30 persen sehingga pelayanan pun dapat ikut meningkat.
Selain itu, dengan adanya sistem tersebut, laporan yang bersifat real-time untuk menjaga kelancaran dalam laporan, terutama finansial dapat terwujud.
Melalui model bisnis sistem cluster ini SLA tiap pengelola dapat dikontrol dengan lebih baik, selain itu diharapkan pendapatan dari Kargo naik 100 persen di akhir 2021.
“Kami mengundang pengelola kargo internasional dan nasional untuk berkompetisi memenangkan pengelolaan cluster 2 lini 1 yang luasnya sekitar 16 ribu meter persegi. Sejauh ini sudah cukup banyak pengelola kargo yang menyatakan kepeminatannya. Kami akan memastikan bahwa bandara sekelas Soekarno Hatta akan dikelola oleh pemain kargo yang kredible,” jelas Ghamal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News