"Dengan beberapa negara kita masih surplus, misalnya dengan Amerika Serikat dibandingkan periode yang sama 2019, kemudian dengan India dan Belanda," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020.
Menurut data BPS, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok defisit USD122 juta pada Mei 2020. Meski lebih rendah dari defisit pada bulan sebelumnya yaitu USD1,54 miliar, sedangkan pada kuartal I tahun ini defisit telah mencapai USD2,94 miliar.
"Ekspor utama kita masih tertuju ke Tiongkok dengan share sekitar 17,04 persen pada Mei 2020. Sementara ASEAN 21,72 persen, dan Uni Eropa 8,92 persen. Impor utama masih dari Tiongkok sebesar 28,13 persen pada Mei 2020," jelas dia.
Selain Tiongkok, neraca perdagangan Indonesia juga defisit dengan Australia dan Thailand. Sepanjang tahun ini defisit neraca dagang dengan Australia tercatat sebesar USD753 miliar, dan Thailand defisit USD1,32 miliar.
Sementara itu, neraca dagang Indonesia surplus dengan India dan Belanda selain AS. Dengan India surplus tercatat USD2,53 miliar dengan surplus pada Mei USD230 juta, serta Belanda surplus USD934 juta dengan surplus pada Mei 2020 sebesar USD176 juta.
Pada Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus sebesar USD2,09 miliar. Surplus terjadi karena ekspor tercatat sebesar USD10,53 miliar sedangkan impor sebesar USD8,44 miliar.
Secara kumulatif sejak Januari hingga Mei 2020, neraca perdagangan mengalami surplus USD4,31 miliar. Bahkan neraca perdagangan sejauh ini lebih baik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat defisit USD2,68 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id