Pengapalan emiten batu bara. Foto: MI/Syahrul Karim.
Pengapalan emiten batu bara. Foto: MI/Syahrul Karim.

Harga Batu Bara Bisa Naik, Walau Tak Setinggi Tahun Lalu

Arif Wicaksono • 24 Juli 2023 14:42
Jakarta: Harga batu bara bisa naik walaupun tak setinggi tahun lalu. Sentimen kenaikan harga ini karena permintaan batu bara yang lebih tinggi untuk pembangkit listrik selama cuaca panas ekstrem di Asia Pasifik. Penduduk Tiongkok diprediksi akan terus menimbun batu bara untuk pendingin udara akibat cuaca panas.
 
baca juga: Percepatan Transisi Energi Bersih Bisa Tekan Biaya Kesehatan hingga Rp1.500 Triliun

"Dapat kita amati keputusan ini dibuat untuk mengantisipasi potensi peningkatan konsumsi listrik untuk AC akibat iklim yang semakin panas. Di kota Shenzhen (Distrik Futian, Guangdong), suhu mencapai puncaknya pada 37 derajat Celcius pada Juli, dibandingkan dengan maksimum hanya 35 derajat pada periode yang sama tahun lalu," jelas Analis Mirae Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan dalam risetnya, Senin, 24 Juli 2023.
 
Selain itu, berkat pembangunan infrastruktur yang lebih baik, India telah berhasil meningkatkan volume produksi dan persediaan batu bara bahkan selama musim hujan yang sedang berlangsung.
 
Menurut data Argus Media, persediaan batu bara termal di pembangkit listrik India tumbuh sebesar 28 persen YoY, mencapai 33,5 juta ton per 16 Juli 2023, menyusul peningkatan volume produksi sebesar 9 persen  YoY, dengan total 258,6 juta ton selama periode 1 April hingga 16 Juli 2023.

Perusahaan listrik negara Vietnam, EVN, memproyeksikan permintaan listrik yang lebih tinggi dalam beberapa minggu mendatang karena gelombang panas yang ekstrem, dengan suhu yang diproyeksikan sekitar 37 hingga 39 derajat Celcius.
 
Prospek ini telah mendorong permintaan batu bara, mengingat pembangkit listrik berbahan bakar batu bara menyumbang sekitar 45 persen dari bauran listrik negara.
 
Situasi ini diperparah karena pembangkit listrik tenaga air terus berada di bawah tekanan akibat kondisi cuaca panas, yang telah menurunkan permukaan air di beberapa reservoir, meningkatkan ketergantungan pada utilitas batubara untuk memenuhi lonjakan permintaan listrik.
 
Peningkatan konsumsi listrik dan pembakaran batu bara telah menyebabkan peningkatan permintaan batu bara lintas laut, karena pasokan batu bara dalam negeri masih terbatas.
 
Lonjakan permintaan ini mendukung prospek impor batubara termal. Faktanya, impor batu bara negara secara keseluruhan selama Januari-Mei telah meningkat menjadi sekitar 17 juta ton dari sekitar 12,2 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
 
"Di sisi pasokan, selain dari pertumbuhan volume ekspor dari Australia, kami melihat bahwa penurunan tarif angkutan curah kering dari Indonesia ke Tiongkok baru-baru ini dapat berkontribusi pada stabilisasi pasokan batu bara di kawasan Asia Pasifik," jelas dia.
 
Ekspor batu bara dari empat pelabuhan terbesar di Queensland, Australia, mencapai level tertinggi sejak Desember 2019, karena throughput terus meningkat setelah awal yang lambat hingga 2023. Pelabuhan Hay Point, Dalrymple Bay Coal Terminal (DBCT), Abbot Point, dan Gladstone secara kolektif mengirimkan 19,01 juta ton batubara pada Juni 2023, dibandingkan dengan 17,85 juta ton pada Mei dan 17,36 juta ton pada Juni 2022, menurut Argus Media.
 
Per 7 Juli, tarif angkutan curah kering Panamax turun ke level terendah dalam lima minggu karena berkurangnya permintaan batu bara dari Tiongkok pada Juni. Biaya transportasi pengiriman dari Indonesia ke Tiongkok Selatan turun 16 persen  menjadi USD6,1 per ton pada 7 Juli, turun dari USD7,3 per ton pada 20 Juni 2023.
 
Permintaan batu bara yang melemah dari Tiongkok pada Juni disebabkan oleh melimpahnya pasokan domestik dan melemahnya ekonomi Tiongkok yang kemudian menyebabkan surplus kapal di cekungan Pasifik.
 
Harga batu bara Newcastle mungkin masih mengalami tekanan jangka pendek. Harga batu bara Newcastle mengalami tekanan yang relatif berat, dengan harga USD136 per ton per 15 Juni minus 66 persen  YTD.  Sebaliknya, harga patokan batu bara CV tinggi Indonesia (ICI4) tetap relatif stabil, berada di kisaran USD73 per 75 per ton dalam dua bulan terakhir.
 
"Kami perkirakan harga ICI4 akan tetap relatif stabil, mengingat eksportir utama memilih batu bara CV menengah-tinggi yang lebih terjangkau. Perkiraan harga rata-rata batu bara Newcastle 2023 sebesar USD175 per ton," tegas dia.
 
Mempertimbangkan dinamika permintaan dan pasokan di pasar batubara global, harga batu bara Newcastle masih rentan terhadap tekanan penurunan dalam jangka pendek, terutama karena ketidakpastian pemulihan ekonomi Tiongkok yang sedang berlangsung.
 
"Asumsi dasar kami untuk harga rata-rata batubara Newcastle pada 2023 adalah USD175 per ton. Hal ini mengasumsikan aktivitas manufaktur di Tiongkok relatif lemah pada kuartal III-2023 dan diharapkan membaik pada kuartal IV-2023, didukung oleh langkah-langkah stimulus potensial dari pemerintah Tiongkok. Kuatnya permintaan dari India juga diharapkan dapat memberikan dukungan bagi harga batu bara," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan