Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan PLTU yang sudah berusia tua dan dianggap tidak efisien akan ditawarkan ke publik melalui initial public offering (IPO). Hasil penjualan aset PLTU nantinya juga bisa digunakan PLN untuk mengembangkan dan menambah pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Justru kita dengan spin-off ini mendorong EBT. Ini kan membuat PLN lebih leluasa untuk investasi ke EBT. Daripada pegang-pegang PLTU yang enggak efisien. Ini di-spin-off, terus di IPO-kan. Ini kan IPO-nya dananya bisa buat EBT," kata Arya saat ngobrol santai dengan media secara virtual, Selasa, 5 Oktober 2021.
Arya menegaskan aset yang dijual nantinya adalah aset-aset yang memang dianggap selama ini menjadi beban keuangan bagi PLN. Namun bukan aset berupa anak usaha yang besar seperti PT Indonesia Power (IP) maupun PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
"Bukan IP atau PJB. Itu besar sekali. Sudah seattle lah. Tapi misalnya ada PLTU mereka yang enggak efisien ya bisa jadi masuk," jelas dia.
Adapun penjualan PLTU juga sebagai upaya PLN untuk mengurangi pembangkit batu bara yang dianggap tidak ramah lingkungan serta dalam rangka mencapai target bebas emisi karbon di 2050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News