Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto - - Foto: Medcom/ Husen Miftahudin
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto - - Foto: Medcom/ Husen Miftahudin

Hingga Semester I, Investasi Hulu Migas Masih Lesu

Suci Sedya Utami • 16 Juli 2021 19:11
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi investasi hulu migas hingga semester I mencapai USD4,92 miliar.
 
Capaian tersebut masih 39,7 persen dari target investasi hulu migas di 2021 yang sebesar USD12,38 miliar. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan masih rendahnya investasi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh pandemi covid-19.
 
Menurut Dwi, pandemi membuat banyak pelaku hulu migas akhirnya menunda investasi. Pandemi membuat harga minyak tertekan sehingga memengaruhi kas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

"Mereka menjadi tidak siap berinvestasi mengeluarkan uang lebih banyak lagi seperti yang kita harapkan. Saat ini tantangan betul untuk kita bisa mengharapkan KKKS berinvestasi," kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 16 Juli 2021.
 
Ia bilang jatuhnya harga minyak juga membuat keekonomian proyek terganggu dan berpengaruh pada minat berinvestasi. Namun demikian, kata mantan Direktur Utama Pertamina, pemerintah cukup akomodatif untuk memberikan fleksibilitas dan mengkaji kembali keekonomian kontraktor agar bisa lebih baik.  
 
Di sisi lain, pandemi covid-19 juga mempercepat transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) sehingga tentunya menimbulkan dampak bagi sektor hulu migas.
 
"Sejujurnya saat ini betul-betul di samping adanya isu EBT, beberapa pemain migas konsentrasi pada portofolio masing-masing, sehingga ini jadi tarik menarik," tutur dia.
 
Hingga semester I, terdapat tujuh proyek yang telah onstream atau beroperasi dan menyumbang investasi sebesar USD1,4 miliar. Tujuh tersebut merupakan bagian dari 12 proyek yang ditargetkan onstream di 2021 dengan nilai investasi mencapai USD1,6 miliar.
Tujuh proyek tersebut antara lain WB NAG Compression yang dioperasikan PetroChina Jabung Ltd dengan produksi gas 30 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan kondensat 1.500 barel per hari (bph); SP Bambu Besar oleh Pertamina EP dengan produksi gas tujuh mmscfd; SP AKasia Bagus oleh Pertamina EP dengan produksi gas lima mmscfd dan minyak 725 bph;
 
Upgrade Bangadua oleh Pertamina EP dengan produksi gas lima mmscfd dan minyak 240 bph; Sidayu oleh Saka Indonesia Pangkah Ltd dengan produksi 6.793 bph; serta Bukit Tua Phase 3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan produksi minyak 14 ribu bph dan gas 30 mmscfd.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan